TEMPO.CO, Jakarta - Penahanan Direktur Keuangan Huawei Technologies, Meng Wanzhou, di Kanada telah menggegerkan komunitas bisnis dunia dan menaikkan ketakutan perundingan damai Cina - Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dagang, akan runyam.
Selain menjabat sebagai pejabat eksekutif di Huawei, Meng, 46 tahun, adalah putri pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, 74 tahun. Ren mendirikan perusahaan ini pada 1987 dan sekarang telah memiliki sekitar 187 ribu karyawan. Berikut informasi mengenai Huawei, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Cina seperti dikutip dari globalnews.ca, Selasa, 11 Desember 2018.
Baca: Cina Panggil Dubes AS, Protes Keras Penahanan Direktur Huawei
Pertama, Huawei adalah salah satu suplier peralatan jaringan telekomunikasi terbesar dan produsen ponsel pintar kedua. Pendapatan perusahaan ini pada tahun lalu sekitar US$ 92 miliar. Huawei banyak melakukan aktivitas bisnis di luar negeri dan menguasai sejumlah pasar di negara-negara Benua Eropa, Asia dan Afrika.
Baca: Soal Keamanan, Huawei Disebut Janjikan Perbaikan Rp 29 Triliun
Kedua, Huawei merupakan pionir suplier perlengkapan komunikasi ketika Beijing menggelontorkan banyak dana untuk meningkatkan jaringan. Huawei banyak mengimpor peralatannya buatannya dan mulai bersaing secara internasional pada 1990-an. Dibanding para kompetitornya, Huawei dikenal membandrol harga murah.
Perusahaan ini menuai kesuksesan saat mengucurkan dana besar untuk bidang penelitian dan pengembangan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kompetitornya dari negara-negara barat seperti Nokia dan Ericsson yang dalam beberapa tahun terakhir terseok-seok dalam bidang pendanaan.
Pendanaan yang memadai membuat Huawei mampu melakukan ekspansi ke sejumlah area baru, diantaranya pengembangan chip, kecerdasan buatan dan cloud computing.
Ketiga, sejumlah negara melarang penggunaan peralatan Huawei. Beberapa agen intelijen Amerika Serikat menuding Huawei ada sangkut-paut dengan Beijing dan peralatannya kemungkinan bisa digunakan oleh pemerintah Cina untuk melakukan mata-mata. Namun belum ada bukti yang diungkap ke publik terkait kecurigaan badan-badan intelijen Amerika Serikat ini. Huawei pun menyangkal tuduhan ini.