Rusia mulai menggeser Inggris dari posisi kedua produsen senjata dunia, yang telah dipegang Inggris sejak 2002. Gabungan penjualan senjata perusahaan Rusia mencapai 9,5 persen dari total Top 100, membuat Rusia menjadi terbesar kedua pada 2017.
Penjualan senjata dari 10 perusahaan Rusia yang terdaftar mencapai 8.5 persen pada 2017 dengan nilai hingga US$ 37,7 miliar atau Rp 549 triliun.
Baca: 5 Kecanggihan Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia
"Perusahaan-perusahaan Rusia telah mengalami pertumbuhan signifikan pada penjualan senjata sejak 2011," kata Siemon Wezeman, periset senior SIPRI untuk Program Belanja Militer dan Senjata."Ini seiring dengan penambahan anggaran untuk modernisasi angkatan bersenjata Rusia."
Pada 2017 sebuah perusahaan senjata Rusia masuk dalam 10 daftar SIPRI sejak data ini pertama kali diterbitkan dalam 100 daftar teratas produsen senjata.
Sistem pertahanan udara S-400 Triumph dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau, untuk menggantikan S-300, pada 1990. Rusia menciptakan sistem pertahanan udara S-400 dengan radar AESA (Active electronically scanned array) untuk menghadapi ancaman pesawat taktis dan strategis, pesawat tanpa awak, pesawat pengganggu radar, dan pesawat siluman. AFP/Andrey Smirnov
Adalah Almaz-Antey, yang telah menjadi produsen senjata terbesar Rusia, dengan meningkatnya penjualan senjata perusahaan sebesar 17 persen pada 2017 atau senilai US$ 8,6 miliar (Rp 125 triliun), ungkap Alexandra Kuimova, asisten periset di SIPRI.
Bersama dengan Almaz-Antey, tiga perusahaan Rusia lain dalam Top 100 mengalami peningkatan 15 persen lebih penjualan senjata, yakni United Engine Corporation sebesar 25 persen, High Precision System sebesar 22 persen, dan Tactical Missiles Corporation 19 persen.
Inggris
Meskipun posisi kedua Inggris digeser oleh Rusia, namun Inggris tetap menjadi produsen senjata terbesar di Eropa Barat. Ada 24 perusahaan Eropa Barat masuk dalam 100 teratas dengan peningkatan 3,8 persen pada 2017 atau senilai US$ 94,9 miliar (Rp 1.382 triliun), dan mengisi total 23,8 persen dari keseluruhan 100 teratas.
Inggris masih menjadi produsen senjata terbesar di Eropa Barat pada 2017 dengan total penjualan US$ 35,7 miliar (Rp 520 triliun dan tujuh perusahaannya masuk dalam daftar 100 teratas.
"Penjualan gabungan perusahaan Inggris 2,3 persen lebih tinggi daripada tahun 2016," kata Fleurant."Ini berdasarkan peningkatan penjualan senjata dari perusahaan BAE Systems, Rolls-Royce, dan GKN."
Proyek UCAV Taranis dikerjakan bersama oleh BAE Systems, sebagai pimpinan proyek, Rolls-Royce, QinetiQ, dan GE Aviation Systems. BAE Systems bertanggungjawab terhadap teknologi stealth, intergrasi sistem, dan infrastruktur kontrol sistem. BAE Systems dan QinetiQ mensuplai sistem otonomi Taranis. GE Aviation Systems bertanggung jawab terhadap sistem pengukuran bahan bakar dan sistem tenaga elektronik. Rolls-Royce menyiapkan mesin dan menginstalnya di pesawat. huffingtonpost.co.uk
BAE Systems, yang mengisi daftar keempat teratas dalam Top 100, adalah produsen senjata terbesar Inggris. Penjualan senjata BAE naik 3,3 persen pada 2017 dengan nilai US$ 22,9 miliar (Rp 333 triliun).
Baca: Inggris Kembangkan Jet Tempur Canggih dengan Senjata Laser
Selain tiga negara di atas, perusahaan senjata Turki juga naik signifikan sebesar 24 persen karena permintaan senjata domestik dan untuk bebas dari ketergantungan senjata asing. sementara perusahaan senjata India masuk dalam daftar 100 teratas dengan nilai penjualan US$ 7,5 miliar (Rp 109 triliun) pada 2017, mewakili 1,9 persen penjualan senjata dunia daftar 100 teratas.