TEMPO.CO, London – Perusahaan telekomunikasi raksasa Cina, Huawei Technologies, bakal menggelontorkan dana sekitar US$2 miliar atau sekitar Rp29 triliun untuk mengatasi isu keamanan yang diangkat pemerintah Inggris pada awal tahun ini.
Baca:
Huawei, yang merupakan perusahaan terbesar dunia untuk manufaktur peralatan telekomunikasi, menghadapi pemeriksaan ketat dari negara-negara Barat soal kaitannya dengan pemerintah Cina.
Ada kekhawatiran meluas peralatan telekomunikasi yang dijualnya dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai negara lain. Manajemen berulang kali membantah tudingan ini.
“Janji Huawei itu terkait upaya untuk membangun dan mengelola produknya menjadi lebih baik,” kata seorang sumber Reuters seperti dilansir pada Jumat, 7 Desember 2018.
Baca:
Laporan pemerintah Inggris tadi, yang ditandatangani oleh lembaga mata-mata Inggris GCHQ, dipublikasikan pada Juli 2018. Laporan itu menyatakan ada masalah teknis dan jalur suplai yang membuat perlengkapan telekomunikasi buatan Huawei membuat jaringan telekomunikasi nasional Inggris terekspos ke resiko keamanan baru.
Isu itu termasuk masalah teknis, yang membatasi para peneliti untuk mengecek kode internal produk. Lainnya, ada kekhawatiran mengenai keamanan dari komponen pihak ketiga dari sebuah perusahaan penyuplai asal AS.
Baca:
Manajemen Huawei telah bertemu dengan pejabat Inggris dan berkomitmen menggelontorkan dana tadi untuk mengatasi berbagai masalah ini.
Soal ini, manajemen Huawei tidak memberikan tanggapan saat dimintai konfirmasinya.
Media CNBC melansir perusahaan telekomunikasi Inggris, BT, memutuskan tidak mengajak Huawei dalam pembangunan jaringan 5G. Saat ini, Huawei telah dilarang beroperasi di sejumlah negara seperti AS, Australia, dan Selandia Baru.
Menurut sumber kedua, rencana perbaikan teknis itu telah dibahas oleh manajemen Huawei di Cina. Keputusan telah dibuat sebelum Direktur Keuangan Global Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Vancouver, Kanada, pada 1 Desember 2018.
Baca:
Penangkapan Meng ini sempat mengguncang pasar saham global. Pemerintah Cina mendesak pemerintah Kanada agar segera melepas Meng atau menghadapi konsekuensi serius.
Otoritas Kanada menangkap Meng saat pesawat yang ditumpanginya transit di Vancouver atas permintaan otoritas Amerika Serikat. Meng diduga terlibat dalam skema ilegal terkait perbankan global dalam pengerjaan proyek infrastruktur telekomunikasi Huawei di Iran, yang terkena sanksi AS.