TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan memberlakukan larangan bagi pemerintah untuk mengadakan pembelian perangkat teknologi produk Cina merk Huawei dan ZTE demi keamanan dari pembobolan oleh intelijen dan serangan siber.
Menurut laporan Yomiuri, Jumat, 7 Desemmber, pemerintah Jepang dijadwalkan merevisi peraturan internal tentang pengadaan peralatan itu pada hari Senin depan.
Baca: CIA dan FBI Tuding Dua Pabrikan Ponsel Cina Ini Mata-mata
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga tidak memberikan pendapatnya. Namun dia memberikan catatan bahwa Jepang telah melakukan komunikasi secara dekat dengan AS tentang hal yang lebih luas termasuk masalah keamanan siber.
"Keamanan siber menjadi isu penting di Jepang. Kami akan mengambil langkah-langkah pasti untuk mencermati hal itu dari perspektif beragam," kata Suga.
Pemerintah Jepang, mengutip Channel News Asia, rencananya tidak secara khusus menyebut nama Huawei dan ZTE di dalam revisi peraturannya, namun akan membuat langkah-langah yang bertujuan memperkuat keamanan yang akan diberlakukan ke perusahaan-perusahaan itu, seseorang yang secara langsung mengetahui dan seeorang yang diberi pengarahan tentang itu.
Baca: AS Larang Ekspor Chip ke Perusahaan Cina karena Curi Teknologi
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat dilarang untuk membeli peralatan Huawei. Alasannya, Huawei merupakan jaringan pemerintah Cina dan peralatan yang diproduksi memiliki perlengkapan untuk digunakan oleh intelijen. Meski begitu tidak ada bukti yang telah dipublikasi tentang dugaan AS itu. Perusahaan Cina itu juga membantah kecurigaan AS.
Selain AS dan menyusul Jepang, Australia dan Selandia Baru pun telah melarang Huawei membangun jaringan 5G. Perusahaan Inggris, BT Group pada hari Rabu lalu mencabut perlengkapan produk Huawei dari perlengkapan bergerak 4G dan 3G. Inggris juga tidak akan menggunakan produk perusahaan Cina di perangkat utamanya pada jaringan berikutnya.
Baca: Jual Rahasia ke Cina, Eks Intelijen Amerika Serikat Ditangkap
Kepala keuangan Huawei, Meng Wanzhou, 46 tahun yang merupakan anak dari pendiri perusahaan itu ditangkap di Kanada pada 1 Desember lalu. Menurut sejumlah orang yang mengetahui masalah ini, penangkapan Wanzhou atas permintaan Washington sebagai bagian dari investigasi AS ata dugaan kejahatan sistem perbankan global untuk menghindari sanksi terhadap Iran.