TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia membatalkan pawai hari HAM internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember karena alasan resiko keamanan serius dipicu sengketa perbatasan laut antara Malaysia dan Singapura.
Komisi HAM Malaysia atau Suhakam mengumumkan polisi telah memintanya membatalkan pawai hari HAM internasional pada hari Jumat, 7 Desember 2018.
Baca: Pasang-Surut Hubungan Malaysia dan Singapura
"Polisi Kerajaan Malaysia telah menginformasikan Suhakam dan Kantor Perdana Menteri tanpa merinci bahwa akan ada resiko keamanan yang serius muncul dalam acara besok yakni keamanan perbatasan nasional," kata Razali Ismail, Ketua Suhakam dalam pernyataannya kepada media, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Pawai peringatan hari HAM internasional rencananya akan diadakan di Padang Timur di Petaling Jaya. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dijadwalkan akan menghadiri pawai tersebut.
Baca: Singapura - Malaysia Konflik Perbatasan Laut, Soal Apa?
Suhakam kemudian menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat, tamu, para sukarelawan yang membantu pawai yang telah dipersiapkan sejak beberapa bulan lalu.
Jika Suharam membatalkan acaranya, kelompok anti-Konvensi Internasional untuk Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial atau ICERD tetap menggelar pawai di Dataran Merdeka di Kuala Lumpur.
Baca: Mahathir: Malaysia Tidak Sentuh Perbatasan, Apa Kata Singapura?
Mereka berpakai sebagai respon atas keputusan pemerintah Malaysia untuk tidak meratifikasi ICERD.
Malaysia dan Singapura dipicu perluasan pelabuhan Malaysia di Johor Bahru yang memasuki wilayah perairan Tuas, yang merupakan bagian barat dari Singapura.
Kementerian Transportasi Singapura mengatakan tindakan pemerintah Malaysia itu sebagai pelanggaran serius dari kedaulatan Singapura. Angkatan Laut Singapura dan penjaga pantai tidak akan segan bertindak jika ada pelanggaran batas wilayah.