TEMPO.CO, Seoul – Pemerintah Korea Selatan berencana membeli lusinan rudal canggih dari kapal ke udara buatan Amerika Serikat.
Baca:
Rencana ini dilakukan meskipun Korea Selatan berupaya meredakan ketegangan dengan Pyongyang, Korea Utara.
Korea Selatan telah membeli sejumlah Standard Missile-2s, yang dikembangkan oleh Raytheon Co sejak 2013. Rudal ini untuk melengkapi tiga kapal penghancur Aegis, yang bakal dioperasikan pada pertengahan 2020.
Ini merupakan bagian dari rencana meningkatkan kemampuan deteksi dan pelacakan rudal dari arah Korea Utara. Saat ini, Korea Utara dalam proses melucuti rudal berhulu ledak nuklir sebagai bagian dari kesepakatan dengan Amerika Serikat, yang dibuat pada awal 2018.
Baca:
Lembaga pengadaan senjata Korea Selatan atau South Korea’s Defence Acquisition Program Administration mengatakan keputusan ini melapangkan jalan untuk membeli paket terakhir rudal canggih tadi.
“Pejabat Korea Selatan enggan menyebut berapa banyak jumlah rudal yang akan dibeli dengan alasan keamanan tapi nilai pembeliannya mencapai US$304 juta,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 7 Desember 2018. Jumlah itu setara sekitar Rp4.4 triliun.
Kedua Korea sebenarnya telah menggelar pertemuan puncak militer pada September 2018 untuk menurunkan ketegangan di perbatasan kedua Korea. Namun, Korea Selatan terus memupuk kekuatan pertahanan udara misalnya dengan membeli dua radar peringatan rudal buatan Israel pada November 2018.
Baca:
Kemenlu AS juga telah menyetujui penjualan sejumlah senjata canggih pada September 2018 ke Korea Selatan. Ini seperti enam pesawat pengintai maritim buatan Boeing yaitu P-8A Poseidon, dan 64 rudal anti-balistik Patriot buatan Lockheed Martin.
Baca:
Seperti dilansir Yonhap, Korea Utara telah menyepakati perjanjian damai dengan AS dan Korea Selatan, termasuk membongkar semua fasilitas produksi nuklirnya. Saat ini, proses itu masih berjalan. Pemimpin tertinggi Kim Jong Un dari Korea Utara bakal bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, pada 2019 untuk melanjutkan pembicaraan kedua negara.