TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump menyindir Presiden Prancis Emmanuel Macron atas demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM. Macron menaikkan harga BBM untuk mengurangi emisi guna menyelamatkan bumi dari pemanasan global, seperti yang tertera dalam Perjanjian Iklim Paris.
Baca: Redam Unjuk Rasa Terburuk, Prancis Tunda Harga BBM Naik
"Saya senang teman saya #EmmanuelMacron dan pendemo di Paris telah sepakat dengan kesimpulan yang saya berikan dua tahun lalu," cuit Trump pada Selasa, dikutip dari Reuters, 6 Desember 2018.
"Kesepakatan Paris cacat karena menaikkan harga energi bagi negara-negara yang ikut dalam perjanjian sementara negara pencemar paling buruk tetap bebas," kata Trump mengacu pada perjanjian yang diteken pada akhir 2015.
I am glad that my friend @EmmanuelMacron and the protestors in Paris have agreed with the conclusion I reached two years ago. The Paris Agreement is fatally flawed because it raises the price of energy for responsible countries while whitewashing some of the worst polluters....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 4, 2018
Pada awal pekan ini, Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe menunda rencana kenaikkan harga BBM selama 6 bulan, setelah demonstrasi berujung kerusuhan berlangsung selama beberapa minggu.
Protes yang dimulai sejak 17 November dipicu oleh rencana kenaikan harga BBM, sementara harga BBM sudah melambung sekitar 20 persen atau sekitar US$ 1,68 (Rp 24 ribu) per liter dalam setahun terakhir, menurut laporan Aljazeera.
Baca: Siapa Rompi Kuning dalam Unjuk Rasa Terburuk di Prancis?
Macron mengumumkan tarif baru BBM akan berlaku pada 1 Januari 2018, yang menurutnya diperlukan untuk melawan perubahan iklim dan melindungi lingkungan. Selain harga BBM, Macron juga menaikkan harga listrik.
Demonstrasi pecah dan dikenal dengan gerakan rompi kuning, sebagai simbol yang dipakai massa saat berunjuk rasa.
Suasana barikade pasukan polisi yang berhadapan dengan pengunjuk rasa di dekat Place de l'Etoile, Paris, Prancis, 1 Desember 2018. Macron menilai tindakan kekerasan itu tidak terkait dengan aksi protes damai mengenai kenaikan pajak bahan bakar minyak. REUTERS/Charles Platiau
Unjuk rasa awalnya terjadi di kota kecil dan pedalaman Prancis di mana penduduk mayoritas menggunakan mobil. Namun demonstrasi meluas hingga ke kota besar termasuk Paris. Sejauh ini kerusuhan telah menyebabkan empat korban jiwa dan ratusan terluka.
Baca: 4 Hal Mengenai Demo BBM di Prancis
Pada 1 Juni 2017, Donald Trump mengumumkan AS mengundurkan diri dari Perjanjian Iklim Paris. Donald Trump mengklaim Perjanjian Iklim Paris akan menghancurkan ekonomi AS terutama dalam industri batu bara. Di Twitter pada November 2012, Trump juga menuduh bahwa pemanasan global hoaks dan hanya konsep yang diciptakan Cina untuk menggusur industri AS agar kalah bersaing.
The concept of global warming was created by and for the Chinese in order to make U.S. manufacturing non-competitive.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 6, 2012
Namun setelah AS dilanda badai Michael, pada bulan Oktober Trump mengatakan dalam wawancara CBS "60 Minutes", seperti dilansir dari New York Times, bahwa dirinya tidak menyangkal perubahan iklim namun ia yakin semuanya akan segera membaik.
Baca: Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim
"Saya pikir sesuatu sedang terjadi. Ada yang berubah dan akan berubah kembali. Saya pikir itu bukan hoaks. Tetapi saya tidak tahu bahwa itu akibat manusia. Saya tidak ingin membuang triliunan. Saya tidak ingin kehilangan jutaan lapangan pekerjaan," tutur Trump saat ditanya mengenai perubahan iklim.