George Herbert Walker Bush adalah penerbang angkatan laut yang tengah mengikuti masa pelatihan ketika bertemu dengan Barbara.
Bush bersama temannya mendengar band yang sedang memainkan lagu-lagu Glenn Miller dan dia bertanya pada temannya siapa gadis yang duduk di seberang ruangan dalam gaun hijau dan merah.
Teman itu memperkenalkannya pada Barbara Pierce, seorang putri penerbit dari Rye yang sedang belajar di sekolah menengah Ashley Hall di Charleston, Carolina Selatan, dan singgah di daerah itu saat liburan Natal.
"(Kami duduk) setelah itu, berbicara dan saling mengenal satu sama lain," tulis Bush dalam otobiografi.
Baca: Presiden Amerika Serikat ke-41 George H. W. Bush Meninggal
Ketika dia kembali untuk menyelesaikan pendidikannya di Akademi Phillips di Andover, dia kembali ke sekolah di Charleston, hanya beberapa bulan sebelum mereka bertemu dengan orang tua masing-masing.
Bush dan Barbara menjalin hubungan jarak jauh dengan menulis surat satu sama lain. Korespondensi ini terus berlanjut sampai Bush pergi bertempur dengan Angkatan Laut dalam Perang Dunia II pada pertengahan 1942. Selama di Angkatan Laut, George melamar Barbara dan bertunangan pada Agustus 1943.
George and Barbara Bush dalam foto pernikahan di Rye, New York 6 Januari 1945.[George Bush Presidential Library and Museum/USA Today]
Pada 1944, pesawat Bush ditembak jatuh di dekat pulau Jepang, Chichi Jima. Dia adalah satu-satunya dari sembilan penerbang yang berhasil melarikan diri dari pesawat mereka untuk menghindari penangkapan oleh Jepang. Sementara rekan-rekan Bush ditangkap, disiksa dan dipukuli, sebelum dipenggal atau tewas ditikam.
Bush lalu diselamatkan oleh kapal selam penjaga pantai, dan pulang pada akhir tahun 1944. Kemudian ia menikahi Barbara hanya beberapa minggu sebelum Barbara kuliah di Yale. Pasangan ini menikah di Gereja Presbyterian Pertama di Rye, New York, kampung halaman Barbara sebelum pindah ke Texas.
Bush yang memulai bisnis di industri minyak memiliki enam anak bersama Barbara, yakni George W, Jeb, Neil, Marvn, Dorothy, dan Robin, yang meninggal karena leukemia ketika dia baru berusia tiga tahun.
Setelah Robin meninggal, Barbara dan Bush sepakat menyumbangkan tubuhnya untuk penelitian.
Meskipun perkawinan mereka bertahan, Barbara mengakui bahwa hal-hal itu tidak selalu mudah, terutama ketika suaminya mulai masuk politik.
Baca: George H. W. Bush Wafat, Trump Kirim Pesan Duka Cita di KTT G20
Dalam pidatonya pada 1985, Barbara mulai depresi setelah Bush menjadi Kongres AS, Duta Besar untuk PBB, Ketua GOP dan direktur CIA.
Dalam otobiografinya, Barbara mengungkapkan bahwa kondisinya menjadi sangat parah, dia kadang-kadang takut sengaja menabrakkan mobilnya, menyalahkan depresinya pada perubahan hormon dan stres.
"Malam demi malam, George memelukku sambil menangis ketika aku mencoba menjelaskan perasaanku," tulisnya. "Aku hampir bertanya-tanya mengapa dia tidak meninggalkanku."
"Kamu telah memberi saya kebahagiaan yang mungkin didapat segelintir pria," tulis surat Bush kepada istrinya.
George H. W. Bush dan Barbara Bush di halaman peternakan mereka di Texas bersama anak-anak mereka, Pauline dan George W, dalam foto majalah Vogue untuk edisi 1950.[Dailymail]
Berkat kesetiaan Bush, Barbara selalu mendukung karier politiknya hingga masuk jajaran partai Republik, sampai akhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden untuk dua masa jabatan bersama Presiden Ronald Reagan, kemudian menjadi presiden.
Meskipun diisukan sebagai orang terdekat Bush, Barbara bersikeras dia tidak mempengaruhi politik suaminya. Namun ia mengungkapkan dalam otobiografi pada 1994 bahwa ia tidak setuju dengan Bush pada dua masalah, yakni Bush mendukung aborsi dilegalkan dan menentang penjualan senjata serbu ke masyarakat sipil.
Baca: Surat Menyentuh George H. W. Bush Kepada Bill Clinton
Dalam beberapa tahun terakhir, pasangan ini menjalani kehidupan yang jauh lebih tenang, menghabiskan waktu bersama di rumah mereka di Texas.
Tahun lalu, Bush dan Barbara dirawat di rumah sakit yang sama di Houston. George H. W. Bush menderita pneumonia sementara Barbara Bush menderita bronkitis, yang kemudian merenggut nyawanya.