TEMPO.CO, Jakarta - Kabar upaya mendongkel Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, semakin santer. Pangeran Khalid bin Farhan al-Saud, yang mengasingkan diri ke Jerman, mengatakan sekelompok oposisi telah dibentuk di Arab Saudi dengan satu tujuan, yakni mendongkel Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Dalam wawancara eksklusif dengan situs online al-Khaleej, Pangeran Khalid mengatakan gaya pemerintahan Putra Mahkota bodoh dan penuh khayalan. Jika keluarga kerajaan dan negara-negara lain bergerak untuk melawan Raja Salman serta Putra Mahkota, maka gelombang kekerasan bakal terjadi di Kerajaan Arab Saudi.
Baca Juga:
"Saya berharap akan ada kudeta yang tidak menimbulkan kekerasan, yang mendongkel dan mengambil kontrol lembaga-lembaga keamanan serta menggulingkan Putra Mahkota dan Raja," kata Pangeran Khalid, seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Sabtu, 1 Desember 2018.
Pernyatan Pangeran Khalid itu didukung oleh sejumlah laporan mengenai adanya konspirasi diantara anggota Dewan Saud untuk memastikan Putra Mahkota tidak menjadi Raja jika Raja Salman yang sekarang berusia 82 tahun meninggal.
Saat ini kandidat terkuat dari oposisi untuk calon Raja adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, 76 tahun. Pangeran Ahmed adalah adik Raja Salman dan paman Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Baca: Ucapan Tegas Emmanuel Macron Kepada MBS Terkait Jamal Khashoggi
Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, 76 tahun, adik Raja Salman dan paman Mohammed bin Salman, yang digadang-gadang penerus tahta kerajaan Arab Saudi. Sumber: dailymail.co.uk
Baca: Takut Dikudeta, Mohammed bin Salman Pindahkan Pasukan ke Ibu Kota
Sumber di Kerajaan Arab Saudi menyebut, Pangeran Ahmed adalah satu dari tiga anggota Dewan Aliansi, yang menentang penunjukan Mohammad bin Salman menjadi putra mahkota pada 2017.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat juga telah mengindikasikan dukungan bagi Pangeran Ahmed. Sumber di Kerajaan Arab Saudi menyebut Pangeran Ahmed tidak akan mengubah atau melakukan reformasi ekonomi seperti yang sekarang dilakukan Mohammed bin Salman. Sebaliknya, Pangeran Ahmed kemungkinan akan menghormati kontrak-kontrak militer dan memulihkan kesatuan keluarga.
Mohammed bin Salman saat ini sedang berada di Argentina untuk menghadiri KTT G20. Dia diproyeksi akan menjadi sorotan menyusul stigma sebagai dalang pembunuhan wartawan, Jamal Khashoggi.