TEMPO.CO, Jakarta - Perselisihan antara Rusia dan Ukraina di perairan Semenanjung Crimea berpotensi konfrontasi militer yang lebih besar antara kedua tetangga.
Insiden Selat Kerch menambah panjang daftar konflik yang berlangsung selama 4,5 tahun antara pasukan Ukraina dan separatis dukungan Rusia di timur Ukraina, dan berikut sejumlah fakta penting pasang surut hubungan Rusia dan Ukraina seperti dilaporkan dari Associated Press, 30 November 2018.
Baca: Sekjen PBB Khawatir Memanasnya Hubungan Rusia-Ukraina
1. AWAL PERSETERUAN
Ketika Uni Soviet pecah pada 1991, beberapa bagian Ukraina ingin melepaskan diri dari dominasi Rusia dan bergabung dengan Eropa Barat dan bahkan NATO. Tetapi hubungan Rusia dengan jantung industri Ukraina timur berlangsung rumit, karena banyaknya warga yang berbahasa Rusia tinggal di sana.
Selain itu, mayoritas orang yang tinggal di Crimea adalah penduduk berbahasa Rusia, dan Moskow memiliki pangkalan angkatan laut di sana di mana armada Laut Hitamnya bermarkas.
Pada 2013, pemerintah Ukraina akan menandatangani kesepakatan untuk membuka pasar Uni Eropa untuk barang-barang Ukraina dan menempatkan Ukraina untuk lampu hijau keanggotaan UE.
Sejumlah anggota pertahanan dari batalion "Maidan" mencoba senjata saat latihan militer di Pangkalan Kementrian Dalam Negeri di Kiev (14/3). 500 relawan tiba di pangkalan untuk pelatihan yang dibentuk Garda Nasional. Parlemen Ukraina, berusaha untuk meningkatkan kekuatan militer negara itu dalam menghadapi pengambilalihan Rusia semenanjung Crimea. REUTERS/Maks Levin
Rusia, tetangga terdekat Ukraina dan mitra dagang utama, dengan keras menentang kesepakatan itu, mengkhawatirkan arus barang yang tidak terkontrol menjadikannya hampir menjadi perbatasan terbuka.
Baca: Darurat Militer Pertama Ukraina Sejak Merdeka, Seperti Apa?
Presiden Ukraina Viktor Yanukovych berjanji untuk menandatangani kesepakatan, pelan-pelan mundur dari kesepakatan pada saat-saat terakhir. Protes massal terjadi di Kiev, mengkritik Yanukovych karena berupaya menjauhkan masa depan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
Demonstrasi berdarah menewaskan 130 orang tewas karena peluru polisi antihuru-hara. Akhirnya Yanukovych melarikan diri ke Rusia.
2. ANEKSASI DAN SEPARATISME