TEMPO.CO, Jakarta - Derasnya kekhawatiran terhadap masalah tulang belakang yang dialami anak-anak, telah membuat pemerintah India mengecam sekolah-sekolah yang memaksa murid-murid membawa tas sekolah yang berat.
India khawatir kondisi ini akan menghasilkan generasi dengan punggung yang bungkuk dan berbagai masalah tulang belakang. Untuk mengatasi hal ini, India menerbitkan aturan mengenai tas sekolah berdasarkan usia anak-anak.
Surat edaran pemerintah India diantaranya menyebutkan, murid-murid di kelas 1 dan 2 tidak boleh diberikan pekerjaan rumah sehingga mereka tidak perlu membawa banyak buku dari rumah.
Rashmi Tapke, ibu rumah tangga dengan dua anak, mengatakan tas sekolah yang berat mencerminkan perencanaan waktu yang buruk. Untuk itu, dia pun mendukung inisiatif pemerintah India.
Baca: Musim Dingin, Nestapa Puluhan Sekolah di Suriah
“Anak-anak saya merasa sulit membawa begitu banyak buku. Jika sekolah merencanakan aturan tas punggung tersebut, mereka dapat mengulangi mata pelajaran yang diajarkan di rumah sehingga bisa mengurangi beban anak-anak," ucap Tapke yang anak-anaknya bersekolah di sebuah sekolah swasta di Mumbai.
Tidak hanya Tapke, Rajinder Shukla, seorang supir yang anaknya sekolah di negara bagian Uttar Pradesh, mengatakan putrinya yang lemah harus mengangkut sekitar 4 kg hingga 5 kg buku di tas sekolahnya dan membawa kotak makan siang serta botol airnya dalam kantong terpisah.
Baca: Biaya Sekolah Anak Mahal, Ini yang Dilakukan Eriska Rein
Di negara bagian Maharashtra telah diberlakukan aturan dimana tas sekolah tidak boleh lebih dari 10 persen dari total berat badan anak. Sudah banyak pula sekolah-sekolah yang mulai menggunakan papan tulis dengan spidol dan proyektor sehingga buku teks tidak perlu dibawa ke sekolah.
Akan tetapi dibanyak wilayah pinggir India, masih banyak anak-anak yang harus berjalan dengan jarak yang jauh sambil membawa tas sekolah yang berat. Padahal, dalam perjalanan menuju sekolah mereka harus menyeberangi sungai dengan tas diangkat di atas kepala.
Sebelumnya sebuah penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Kamar Dagang dan Industri India menunjukkan beban tas punggung dapat berpengaruh terhadap perkembangan tulang lunak. Penelitian itu juga menemukan sekitar 68 persen anak-anak pra remaja menderita nyeri punggung ringan yang berpotensi menjadi sakit punggung kronis dan menjadi bungkuk.
Penelitian ini menemukan lebih dari 88 persen anak-anak berusia tujuh hingga 13 tahun membawa lebih dari 45 persen beban berat mereka di bagian punggung. Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 2.500 murid sekolah dan seribu orang tua di kota-kota besar.
ASIAONE.COM I MIS FRANSISKA DEWI