TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan mencari pihak-pihak yang harus bertanggung jawab atas kematian wartawan Jamal Khashoggi, meskipun Arab Saudi secara fundamental memainkan sebuah peran dasar dalam menjaga keamanan di Timur Tengah.
"Saya harus menyadari, kami jarang sekali bekerja sama dengan mitra yang tanpa cacat. Segala kepentingan terkait keamanan kami tak bisa dikesampingkan, meskipun kami sedang mencari pertanggung jawaban untuk hal yang digambarkan Presiden Donald Trump sebagai kejahatan yang tidak bisa diterima dan mengerikan atas pembunuhan Jamal Khashoggi," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 29 November 2018.
Baca: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Kongres Amerika Bakal Ambil Tindakan
Jamal Kashoggi. [Gulf Times]
Mattis kepada wartawan di Pentagon mengatakan sampai November ini belum memiliki bukti adanya keterkaitan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, pada pembunuhan Khashoggi. Dia berkeras belum ada bukti langsung yang mengarah bahwa Putra Mahkota yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi.
"Kami belum memiliki bukti yang mengarah pada keterlibatan Putra Mahkota. Belum ada bukti, baik itu dari komunitas intelijen atau dari sumber mana pun," ujar Mattis, dikutip dari washingtonexaminer.com.
Baca: Tiga Dugaan Kesalahan Jamal Khashoggi di Mata Arab Saudi
Khashoggi, 59 tahun, adalah wartawan asal Arab Saudi yang tewas dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Sampai November 2018, belum diketahui dimana jasad Khashoggi.
Sebelum tewas, Khashoggi sejak 2017 dengan menggunakan green card mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat, dan rutin menulis kolom di surat kabar Washington Post. Khashoggi dikenal suka mengkritik kebijakan Kerajaan Arab Saudi melalui tulisan-tulisannya.