TEMPO.CO, Jakarta - Tumpukan sampah dari berbagai negara terdampar di pantai Pulau Guernsey, yang terletak di perbatasan laut antara Inggris dan Prancis.
Baca:
Pembersih pantai di Inggris menemukan sampah dari Korea Selatan, Argentina, Turki, Rusia, Spanyol, Indonesia dan Malaysia. Ini menunjukkan pantai di Pulau Guernsey menjadi tempat pembuangan sampah dunia.
Dilansir dari Dailymail, sejumlah sampah yang sering ditemukan yaitu tumpukan plastik, karet, jaring, peralatan sekolah, tabung, dan karung.
Temuan lainnya adalah sekaleng WD40 atau pelumas yang mengapung 5.880 mil atau sekitar 9.500 kilometer dari Korea Selatan serta kaleng berkarat dari Argentina mengapung 7.000 mil atau sekitar 11.000 kilometer jauhnya dari pulau itu.
Baca:
Temuan lain termasuk botol pelembab berasal dari Rusia, botol dari Turki, bungkus makanan dari Spanyol dan sampah dari China dan Malaysia.
Seorang fotografer ikut menjadi bagian dari kelompok pembersih pantai selama 10 tahun terakhir yaitu Richard Lord. “Dia memposting foto-foto sampah yang terdampar itu di media sosial, begitu dilansir Daily Mail mengutip dari The Sun pada Ahad, 25 November 2018 waktu setempat.
Dia mengatakan pembersih pantai telah melihat produk-produk dari Amerika Serikat, Spanyol, Kanada, Argentina, Prancis, China, Korea Selatan, Indonesia, Yunani, Tunisia, Turki, Singapura, Nigeria, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Jerman , Denmark dan Belanda. Puing-puing sampah ini sangat berbahaya bagi kehidupan satwa liar dan alam.
Baca:
Sesama rekan pembersih pantai yang bekerja di perusahaan investasi Janet Unitt, 40 tahun, juga mengunggah foto-foto sampah itu di media sosial.
“Saya ingat pertama kali menemukan sebuah barang dari negara bagian timur tersapu bersih. Sampah itu adalah botol kosong jus jeruk. Saya terpana karena barang itu datang sejauh ini. Kemudian saya mulai membersihkan tanjung yang berbatu, semakin dibersihkan, saya malah menemukan barang-barang dari Eropa dan Timur muncul dan itu membuat saya marah,” kata dia.
Unitt mempertanyakan mengapa sebuah pulau kecil di tengah-tengah Selat Inggris mendapatkan sampah yang jauhnya dari timur. Sampah dapat dilacak oleh kode serial dan bahasa pada label.
Baca:
Friends of the Earth, Julian Kirby, mengatakan komunitas pesisir di seluruh dunia harus berurusan dengan gelombang harian polusi sampah plastik. Seharusnya pemerintah perlu memperkenalkan undang-undang penggunaan plastik yang tidak perlu.
DAILY MAIL I MIS FRANSISKA DEWI