TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah media Arab Saudi memberitakan yang berisikan peringatan bahwa Turki merancang upaya menjatuhkan putra mahkota Mohammed bin Salman atau disapa MBS dengan membiarkan jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh.
Peringatan media Arab Saudi itu dilaporkan the New Khaleej pada 19 November 2018, seperti dikutip dari Middle East Monitor, 20 November 2018.
Baca: Terungkap, Sosok yang Menyamar Jadi Jamal Khashoggi
Jurnalis harian Sabq, Mohammed Ateff mengatakan Arab Saudi dijadikan subjek serangan sengit yang tak dapat dihentikan. Dia menuding Turki mempromosikan ilusi kosong bersamaan itu meniadakan tuntutan jaksa penuntut Saudi yang meminta bukti tentang pembunuhan Khashoggi.
Menurut Ateff, Ankara memanfaatkan pembunuhan Khashoggi secara politis untuk mengendalikan dunia Islam dan meremehkan peran Saudi yang aktif bertempur melawan gerakan Islam politik.
Ia juga menuding Turki mengail di air keruh dengan memeras Riyadh. "Ankara telah melanggar kovnensi diplomasi dengan memata-matai konsulat Saudi," ujarnya.
Baca: Jaksa Agung Arab Saudi Akui Jamal Khashoggi Dimutilasi
Jurnalis Saudi lainnya, Hammoud abu-Taleb menulis laporannya di surat kabar Okaz dengan judul Mengapa tetap diam dengan kejahatan besar?. Dia menuding aparat Turki membiarkan Khashoggi dibunuh.
"Intelijen Turki memonitor tim penerjang sejak tim ini tiba di Istanbul, mendengarkan pembicaraan mereka dan berencana membunuh Khashoggi, namun mereka tidak menghentikan kejahatan ini," ujar abu-Thaleb.
Baca: Ini Peran 15 Terduga Pembunuh Sadis Jamal Khashoggi
"Jika Turki tahu mengenai rencana ini sebelum terjadi pembunuhan, mengapa tidak memperingatkan Khashoggi?' ujar jurnalis Khalid Sulieman dalam artikelnya yang terbit di Okaz.
Menurut Sulieman, Khashoggi bukan korban pembunuh yang tidak manusiawi dan tidak bertanggung jawab, namun korban eksploitasi intelijen Turki yang tak beretika.