TEMPO.CO, Jakarta - Seorang Jenderal Garda Revolusi Iran memperingatkan rudal Iran bisa menjangkau pangkalan militer AS di Timur Tengah jika mereka terpaksa menyerang. Pernyataan jenderal muncul di tengah memanasnya ketegangan antara Iran dan AS.
"Mereka berada dalam jangkauan kami dan kami dapat menghantam mereka jika mereka (Amerika) menyerang," kata Amir Ali Hajizadeh, kepala divisi angkatan udara Garda Revolusi Iran, dilaporkan dari Dailymail.co.uk, 23 November 2018.
Baca: Jenderal Iran: Garda Revolusi Iran Siap Hancurkan Israel
Menurut kantor berita Tasnim, ia mengatakan bahwa pangkalan Amerika Serikat di Afganistan, Uni Emirat Arab dan Qatar berada dalam jangkauan.
Dia menambahkan bahwa kapal induk AS di kawasan Teluk juga bisa terkena rudal Iran.
"Rudal darat-ke-laut kami memiliki jangkauan 700 kilometer dan kapal induk AS adalah target kami," tambahnya.
Rudal balistik antarbenua Iran, Shahab-3, yang mampu menjangkau target sejaug 2.000 kilometer.[missiledefenseadvocacy.org]
Hajizadeh mengklaim bahwa kemampuan presisi rudalnya sangat bagus sehingga memiliki akurasi 30 meter, seperti dilaporkan Times of Israel.
Baca: Jika Ekspor Minyak Iran Terhambat, Jenderal Bilang Ini
Ketegangan memanas setelah Donald Trump menuduh Iran sebagai negara menjadi sponsor terorisme terbesar.
"Iran menyatakan secara terbuka, dan dengan semangat, 'Kehancuran untuk Amerika!' dan 'Kehancuran untuk Israel!' Iran adalah sponsor teror terbesar di dunia," kata Trump.
Menlu Iran Javad Zarif. Reuters
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zari mengkritik pernyataan Trump menuduh Iran melancarkan perang proksi melawan Arab Saudi di Yaman, berusaha mengacaukan upaya Irak yang memperjuangkan demokrasi, dan mendukung kelompok teror Hizbullah di Lebanon serta mendukung Bashar Al Assad di Suriah.
"Sebuah bangsa ADALAH rakyat, @realdonaldtrump. (Trump) berulang kali menyebut Iran sebagai negara teroris mengungkapkan permusuhan terhadap seluruh rakyat dan mengekspos alasan sebenarnya untuk menargetkan mereka dengan sanksi ilegal Anda. Namun, mimpi para elang AS untuk mencabut akar bangsa Iran tidak akan pernah terwujud," tweet Zarif, seperti dikutip dari Newsweek.
Baca: Jenderal Ini Tuduh Israel Curi Awan dan Salju dari Iran
Hubungan Amerika Serikat dengan Iran semakin rumit setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada awal tahun ini, yang beralasan perjanjian kurang membatasi pengembangan terhadap rudal Iran.