TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berterima kasih kepada pemerintah Arab Saudi atas rendahnya harga minyak mentah sehari setelah dia menegaskan kembali dukungannya untuk kerajaan Saudi terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Baca:
"Harga minyak semakin turun. Hebat! Seperti Potongan Pajak besar untuk Amerika dan Dunia. Nikmati! $54 (sekitar Rp 785 ribu) , dari tadinya $82 (sekitar Rp1.2 juta). Terima kasih pada Arab Saudi, Tapi ayo lebih rendah lagi!," kata Trump di Twitter lewat akun @realdonaldtrump pada Rabu, 21 November 2018.
Media Anadolu pada 21 November 2018, sebelum AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 5 November, harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun pada Oktober 2018.
Baca:
Minyak mentah Brent mencapai $86.74 (sekitar Rp1.2 juta) pada 3 Oktober 2018, dan West Texas Intermediate naik menjadi $76,90 (sekitar Rp1,1 juta).
Setelah AS memberikan keringanan kepada delapan negara pengimpor utama minyak mentah Iran, peningkatan produksi minyak di seluruh dunia menciptakan ketakutan akan kelebihan pasokan di pasar global.
Permintaan minyak global yang lebih rendah dan adanya estimasi yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia menurun telah mengkhawatirkan investor bahwa permintaan minyak mentah dapat turun hingga 2019.
Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) mengeluarkan pandangan suram yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2019 menjadi 3,5 persen dari 3,7 persen.
Sejak awal Oktober, harga minyak mentah turun sekitar 30 persen dan tenggelam ke dalam wilayah pasar negatif, Brent merosot ke $61,71 (sekitar Rp 898.065) dan pada Selasa lalu dan WTI merosot ke $52,77 (sekitar Rp767.961).
Baca:
Pekan lalu Trump mengatakan ia berharap Arab Saudi dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak akan memangkas produksi dalam pertemuan yang ditunggu-tunggu oleh kartel bulan depan.