TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Afganistan berusaha mengidentifikasi kelompok peledakan bom di sebuah acara Maulid Nabi pada Selasa, 20 November 2018. Investigasi dilakukan setelah kelompok radikal Taliban menyangkal bertanggung jawab dibalik serangan bom bunuh diri tersebut.
Serangan teror pada Selasa sore itu, menewaskan lebih dari 50 orang dan 70 orang luka-luka. Sebagian besar korban luka adalah ulama dari berbagai wilayah di Afganistan yang diundang oleh Dewan Ulama Afganistan, untuk memperingati Maulid Nabi di sebuah aula di jantung kota Kabul, Afganistan.
Tanpa mengetahui siapa dalang dibalik serangan, maka tidak bisa diketahui apakah tujuan ini sengaja untuk melemahkan pemerintahan Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, atau serangan ini bagian dari strategi untuk terus menekan pemerintahan Ghani.
Baca: Bom Bunuh Diri di Acara Maulid Nabi di Afganistan, 50 Orang Tewas
Aparat keamanan Agfanistan mengamankan lokasi ledakan bom bunuh diri di dalam gedung pernikahan yang digunakan untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad yang dihadiri ratusan ulama, Selasa, 20 November 2018. Sedikitnya 50 orang tewas dan puluhan orang terluka parah. Reuters]
Selama 17 tahun, Afganistan berupaya menghentikan perang dengan kelompok Taliban. Pada Rabu, 21 November 2018, sejumlah otoritas mengunjungi lokasi ledakan untuk mengumpulkan bukti-bukti forensik.
"Sekarang ini kami masih belum tahu militan garis keras yang mana yang melakukan serangan mematikan ini. Investigasi tahap awal telah dilakukan," kata sumber di Keamanan Afganistan.
Baca: Bom di Acara Maulid Nabi, Afganistan Tetapkan Hari Berkabung
Dewan Ulama Afganistan adalah organisasi agama terbesar di Afganistan, yang menyatukan seluruh ulama dari kelompok Sunni. Namun belum diketahui pula apakah serangan ini terkait sekte agama.
Militan garis keras Taliban dan ISIS selama ini dikenal suka mengincar para ulama yang mendukung pemerintah Afganistan di masa lalu. Namun dalam serangan bom pada Selasa, 20 November lalu, Taliban menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu, bahkan ikut mengutuk.
Pada akhir pekan lalu, Pemimpin Taliban di Afganistan menemui utusan khusus Amerika Serikat untuk Afganistan, Zalmay Khalilzad, di Qatar. Pertemuan ini bagian dari upaya menuju pembicaraan damai. Pertemuan itu adalah yang kedua dalam satu bulan terakhir.