TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja, 12 tahun bernama Jessica Scatterson, yang merupakan korban perundungan, ditemukan tewas gantung diri di tempat tidurnya. Scatterson, mengunggah ke media sosial sebuah gambar kakinya disertai nama-nama temannya yang suka melakukan perundungan kepadanya.
Dikutip dari dailymail.co.uk, Rabu, 21 November 2018, Scatterson mengunggah gambar itu pada tengah malam atau persis sebelum dia mengakhiri sendiri hidupnya. Petugas keamanan menemukan Scatterson tewas dalam kondisi dikelilingi mainannya di kamarnya.
Baca: Facebook Kenalkan Fitur Anti-Perundungan
Sejumlah catatan tulisan tangan, gambar serta nama-nama teman Scatterson yang suka melakukan perundungan padanya, juga ditemukan aparat keamanan. Dalam buku catatannya, Scatterson menulis sebagai korban perundungan.
Scatterson diketahui pula pernah bercerita kepada gurunya tentang persoalannya di rumah, dimana dia kurang dekat dengan ayahnya, Christopher Scatterson. Sang ayah disebutnya jarang pulang ke rumah dan saat berada di rumah hanya diam di kamarnya dan menangis.
"Catatan ini berisi referensi bunuh diri, kematian dan ada sebuah gambar seseorang sedang digantung," kata Hannah Friend, aparat kepolisian yang menginvestigasi kasus ini.
Baca: Cara Iko Uwais Tangkis Perundungan Fisik Terhadap Audy
Pesan jahat antara Scatterson dan teman-temannya beberapa hari sebelum dia tewas, juga ditemukan di iPad milik Scatterson. Sebuah foto grup, dimana wajah salah satu anak dihilangkan, juga ditemukan
Teman Scatterson mengatakan kepada aparat kepolisian Scatterson sebelumnya telah melukai diri sendiri. Namun dia tak pernah mengatakan pada orang tua dan para guru di sekolah menengah Penketh, Inggris, mengenai kejadian itu.
Diantara perundungan yang dialami Scatterson yakni pada April 2016 ketika dia pulang ke rumah dengan dengan sejumlah luka gores diwajahnya dan bengkak di salah satu matanya. Luka itu terjadi setelah dia terlibat adu mulut dengan teman-temannya. Tindak kekerasan yang dialami Scatterson ini telah dilaporkan ke polisi, namun tidak ada langkah nyata yang diambil.
Ketika dimintai keterangan oleh aparat kepolisian, teman-teman Scatterson menyangkal jika Scatterson telah disiksa. Mereka bersikap baik seperti halnya Scatterson bersikap manis kepada mereka. Sedangkan guru Scatterson, Sarah Baron, sudah lama mengkhawatirkan perilaku ayah Scatterson.
Wendy Walsh, pastur di sekolah, mengatakan Scatterson menanggung tanggung jawab yang sangat besar. Dia bukan hanya menghadapi permasalahan di rumah, tetapi juga perundungan oleh teman-temannya di sekolah. Scatterson sangat mencintai ayahnya, tetapi juga mengkhawatirkan kesehatan emosi ayahnya.