TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis yang ditahan oleh Kerajaan Arab Saudi telah menghadapi kekerasan seksual dan penyiksaan selama intrograsi. Laporan lembaga HAM, Amnesty International, menyebut sejak Mei 2018, Kerajaan Arab Saudi telah menahan setidaknya 10 aktivis perempuan dan tujuh aktivis laki-laki.
Para aktivis itu ditahan terkait kegiatan kemanusiaan mereka terkait HAM. Diantara mereka yang ditahan adalah Loujain al-Hathloul, Eman al Nafjan dan Aziza al-Yousef yang giat memperjuangkan hak agar perempuan diizinkan menyetir. Larangan perempuan mengendarai kendaraan akhir dicabut Kerajaan Arab Saudi pada Juni lalu.
Baca: 5 Aktivis Perempuan Arab Saudi Terancam Dipenggal Kepala
Dikutip dari aljazeera.com, Rabu, 21 November 2018, para aktivits itu ditahan di penjara Dhahban yang berlokasi di wilayah barat Laut Merah. Mereka berulang kali disengat listrik hingga membuat mereka tak sanggup berdiri atau berjalan.
Laporan Amnesty International menyebut setidaknya satu aktivis digantung di sebuah atap dan tahanan perempuan mengalami kekerasan seksual oleh para penyidik yang memakai penutup wajah.
Baca: Mengenal Essam al-Zamil, Aktivis Pengkritik Arab Saudi
Mereka yang ditahan dituding telah mengancam keamanan dan membantu negara-negara musuh. Sejumlah aktivis itu telah dibebaskan, tapi beberapa masih ditahan diantaranya al-Yousef, seorang pensiunan profesor dari Universitas Raja Saud.
Laporan Amnesty International itu dipublikasi saat Arab Saudi sedang menghadapi tingginya tekanan masyarakat dunia terkait pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun. Khashoggi dikenal suka mengkritik Kerajaan Arab Saudi lewat tulisan-tulisannya. Dia dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
"Hanya beberapa pekan setelah pembunuhan keji Jamal Khashoggi, laporan mengejutkan ini muncul. Ada penyiksaan, kekerasan seksual dan bentuk perlakuan menyakitkan lainnya pada aktivis. Jika laporan ini terferivikasi, maka menanbah panjang kekerasan HAM yang dilakukan otoritas Arab Saudi," kata Lynn Maalouf, Direktur Peneliti Amnesty Internasional wilayah Timur Tengah.