TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen Singapura mengecam Facebook karena ingkari janji mengendalikan berita palsu karena menolak menghapus artikel online tentang 1MDB.
Sebelumnya pemerintah Singapura meminta Fecbook untuk menghapus artikel online tentang bank Singapura dan skandal 1MD yang dinilai pemerintah tidak benar.
Baca: Pembaca Cetak Turun, Facebook Danai Pelatihan Wartawan Inggris
"Facebook telah memberikan jaminan akan bekerja sama dengan pihak berwenang Singapura untuk mengendalikan berita bohongan online, namun ketika muncul berita palsu yang menyerang Singapura, Facebook menolak untuk menghapus konten," kata Edwin Tong, dilaporkan dari Reuters, 20 November 2018. Namun Tong tidak menyebut jaminan apa yang Tong maksud.
Baca: Hacker Beraksi, 50 Juta Akun Facebook Rawan Peretasan
"Facebook akan menjadikan diri sendiri sebagai platform yang menyebarkan kebohongan, kepalsuan yang meracuni dan memecah masyarakat melalui kebohongan seperti itu, menyebarkan xenophobia dan mendapatkan keuntungan dari itu," tambah Tong, yang merupakan menteri senior negara bagian Singapura untuk bidang hukum.
Edwin Tong.[The Straits Times]
Tong juga merekomendasikan perlunya undang-undang untuk mengendalikan penyebaran kebohongan online atau berita palsu. Di hadapan parlemen, Tong mengklaim artikel States Times Review dibagikan sekitar 1.600 kali di Facebook pada 8 November.
Tong juga menjelaskan bahwa pada 7 November, artikel States Times Review direproduksi dari situs web Malaysia, The Coverage dan surat kabar berbahasa Cina Malaysia, China Press, di mana artikel telah dilihat 45.000 kali dalam satu hari, dilansir dari Channel News Asia.
Baca: Investor Tuntut Facebook ke Ranah Hukum
Mengenai penolakannya untuk menghapus konten, Facebook mengatakan pihaknya tidak memiliki kebijakan yang melarang dugaan berita bohong, kecuali konten terkait berpotensi memicu kekerasan atau penganiayaan fisik.
Otoritas Infocomm Media Development Singapura mengatakan Facebook telah menolak permintaannya untuk menghapus unggahan media independen yang berbasis di Australia, States Times Review.
Laporan States Times Review menghubungkan Perdana Menteri Lee Hsien Loong dengan investigasi 1MDB dan menyebut Malaysia telah menandatangani beberapa perjanjian yang tidak adil dengan Singapura sebagai imbalan atas bantuan bank-bank Singapura dalam pencucian uang korupsi 1MDB, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Baca: Buntut Kebocoran Data, 3 Juta Pengguna Eropa Tinggalkan Facebook
Pada 9 November, Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengecam artikel karena tidak berdasar dan fitnah, serta mengajukan aduan atas artikel ke pihak kepolisian. Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, Shanmugam, juga menyebut bahwa tuduhan dalam artikel Facebook tidak masuk akal.