TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, pernyataan presiden Turki Recep Tayyib Erdogan tentang otak pembunuhan Jamal Khashoggi berada di level tertinggi kepemimpinan Saudi bukan ditujukan kepada putra mahkota Mohammed bin Salman.
Menurut Jubeir, pihaknya telah menanyakan kepada otoritas Turki apa yang dimaksud Erdogan dengan level tertinggi sebagai otak pembunuh jurnalis Arab Saudi itu. Otoritas Turki membenarkan bahwa bukan putra mahkota Saudi yang dimaksud dengan level tertingggi kepemimpinan Arab Saudi.
Baca: Kasus Jamal Khashoggi Terungkap, Raja Salman Pidato Pertama Kali
"Kami telah bertanya ke otoritas Turki mengenai apa makna level tertinggi dalam pernyataan itu, dan mereka membenarkan kepada kami secara kategori bahwa komentar itu bukan bermakna putra mahkota," kata Jubeir seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa, 20 November 2018.
Jubier menjelaskan, pihaknya juga meminta pemerintah Turki memberikan bukti yang mereka miliki ke jaksa Arab Saudi untuk membantu penyelidikan.
Baca Juga:
Baca: Ketua Tim Penghapus Jejak Jamal Khashoggi dari Palestina?
"Namun sayangnya, jakas tidak menyediakan bukti yang diperlukan," ujarnya.
"Beberapa pernyataan oleh sejumlah kecil orang Turki berkontribusi untuk menciptakan keretakan hubungan, kami di kerajaan tidak menginginkannya, karena hal itu membuat kami menjauh dari isu penting yang sedang kami selidiki," kata Jubeir.
Adapun sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dengan pembunuhan Khashoggi, menurut Jubeir, bersifat individu, bukan menarget pemerintah atau ekonomi kerajaan.
Baca: Terlalu Mengerikan, Trump Enggan Dengar Rekaman Jamal Khashoggi
Jamal Khashoggi dilaporkan hilang pada 2 Oktober 2018 setelah berkunjung ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya warga Turki. Sejak itu Khashoggi tidak muncul dan terungkap dari penyelidikan penegak hukum Turki bahwa Khashoggi disiksa dan dibunuh secara sadis, dimutilasi dan diduga kuat jasadnya dihilangkan dengan cairan kimia.