TEMPO.CO, New York - Bekas pemain film populer Baywatch, Pamela Anderson, menuding Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, membuat komentar bernuansa cabul dan tidak perlu mengenai dirinya setelah dia mengajukan permohonan kepada Perdana Menteri itu untuk membela Julian Assange.
Baca:
Pada awal November 2018, Anderson memang meminta kepada Morrison untuk mendukung pendiri Wikileaks, yang sedang bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di London selama enam tahun terakhir.
“Bela teman Anda dan kembalikan paspor Julian dan bawa dia kembali ke Australia dan merasa bangga akan dirinya dan gelar parade saat dia tiba di rumah,” kata Anderson dalam wawancara pada acara '60 Minutes' dari Nine Network’s seperti dilansir SMH pada Ahad, 18 November 2018.
Baca:
Saat dimintai tanggapan dalam sebuah wawancara radio apakah akan memenuhi permintaan aktris ini, Morrison tertawa keras sebelum akhirnya mengatakan ‘tidak’.
“Saya punya banyak teman yang bertanya apakah mereka bisa menjadi utusan khusus saya untuk meluruskan isu ini dengan Pamela Anderson,” kata Morrison dalam wawancara radio di Gold Coast yaitu Hot Tomato FM. Dia menambahkan,”Tapi di luar permintaan teman-teman tadi, isu serius itu jawabannya tidak. Posisi kami mengenai ini belum berubah,” kata dia.
Julian Assange, pendiri WikiLeaks. REUTERS/John Stillwell
Baca:
Pamelo Anderson membuat surat terbuka yang diunggah di situs miliknya dan menyebut jawaban Morrison mengecewakan.
“Anda menganggap remeh dan menertawakan penderitaan seorang warga Australia dan keluarganya dengan komentar cabul dan tidak perlu mengenai upaya seorang perempuan menyuarakan pendapat politiknya,” kata Anderson.
Anderson mengatakan orang-orang layak mendapatkan perlakuan lebih baik dari para pemimpin politik. Dia mengatakan Julian Assange tidak mendapat perlakuan adil.
Baca:
“Dari pada membuat pernyataan bernuansa cabul mengenai saya, mungkin Anda seharusnya berpikir apa yang akan Anda katakan kepada jutaan orang Australia ketika salah satu dari mereka digiring dengan mengenakan pakaian oranye ke Guantanamo Bay karena mempublikasikan kebenaran. Anda bisa mencegah ini,” kata dia.
We've found the audio of Prime Minister Scott Morrison's #JulianAssange interview with Hot Tomato - "I've had plenty of mates who have asked me if they can be my special envoy to sort the issue out with Pamela Anderson” #auspol pic.twitter.com/LFiwuyBkWK
— Brett Mason (@BrettMasonNews) November 6, 2018
Assange berlindung di Kedutaan Ekuador pada 2012 setelah pengadilan Inggris memerintahkan ekstradisi ke Swedia untuk menghadapi kasus dugaan pelecehan seksual. Kasus pelecehan seksual ini sudah dicabut tapi para pendukung mengatakan Assange merasa khawatir jika meninggalkan kedutaan dia bakal diekstradisi ke AS terkait publikasi Wikileaks mengenai dokumen rahasia diplomatik dan militer AS.
Menurut NBC News, Julian Assange telah dikenai tuntutan oleh kementerian Kehakiman AS di pengadilan di Virginia pada Agustus 2018. Nama Assange juga muncul pada investigasi Robert Mueller terkait dugaan upaya Rusia mengintervensi pemilihan Presiden AS 2016. Intelijen AS menyebut Wikileaks terlibat mempublikasikan ribuan email yang diduga dicuri lewat operasi intelijen siber Rusia untuk menguntungkan Donald Trump dan merugikan kandidat pesaing Hillary Clinton.