TEMPO.CO, California – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengunjungi negara bagian California untuk melihat langsung kondisi daerah yang dilanda kebakaran besar, yang berlangsung sejak 8 November 2018.
Baca:
Hingga memasuki pekan kedua kebakaran, petugas mencatat jumlah orang yang hilang akibat kebakaran paling mematikan dalam sejarah California adalah 1.276 orang.
Trump mendatangi Kota Paradise, yang memiliki populasi sekitar 27 ribu orang dan mengalami kebakaran terparah, pada Sabtu, 17 November 2018 waktu setempat.
“Tidak seorangpun berpikir ini bisa terjadi,” kata Trump kepada media di tengah puing-puing di area Skyway Villa Mobile Home dan RV Park, seperti dilansir Reuters.
Baca Juga:
Baca:
Trump mengatakan,”Sangat sedih melihatnya. Mengenai keselamatan jiwa, tidak seorangpun yang tahu saat ini.” Menurut dia, petugas sedang merawat orang-orang yang mengalami cedera parah.
Trump tiba dengan didampingi Gubernur California, Jerry Brown, dan gubernur terpilih, Gavin Newsom. Menurut Brown, pemerintah federal melakukan apa yang perlu dilakukan termasuk mendukung tim gerak cepat dan membantu mencari para korban serta membersihkan puing.
Bencana kebakaran Camp, yang menyebar di California Utara, disebut sebagai bencana kebakaran paling mematikan dalam sejarah negara bagian itu sejak awal abad 21.
Baca:
Sebanyak 87 orang tewas saat terjadi kebakaran besar Big Burg di kawasan Northern Rockies pada Agustus 1910. Lalu terjadi kebakaran Cloquet Fire di Minnesota pada Oktober 1918, yang menewaskan 450 orang.
Saat ditanya apakah kebakaran besar ini mengubah pendapatnya soal perubahan iklim, Trump menjawab tidak.
“Tidak, saya punya pendapat yang kuat. Saya ingin ada iklim yang bagus dan kita akan punya iklim yang bagus. Kita akan punya hutan yang sangat aman,” kata dia.
Baca:
Otoritas mengatakan jumlah korban yang tinggi akibat kebakaran ini terjadi karena kebakaran Camp menyebar dengan cepat karena hembusan angin sehingga api menyebar membakar kota, yang nyaris tidak sempat mendapat peringatan. Api membakar semak dan pohon kering karena hanya sedikit hujan yang turun di kawasan California Utara ini.
Menurut CNN, perusahaan listrik PG&E dituding bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran ini, yang disebut akibat konsleting listrik dari salah satu alat yang dikelola perusahaan. Saat ini, ada gugatan warga yang telah diajukan ke pengadilan soal ini. Namun, otoritas masih belum merilis penjelasan resmi mengenai pemicu kebakaran California ini.