TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mematahkan kesimpulan yang dibuat badan intelijen Amerika Serikat atau CIA terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan senior asal Arab Saudi. Trump beralasan, pemerintahannya belum mencapai pada kesimpulan akhir.
“Laporan yang baru-baru ini diumumkan mengindikasikan Amerika Serikat telah membuat sebuah kesimpulan akhir yang tidak akurat. Ada sejumlah hal yang belum ada jawabnya terkait pembunuhan Mr. Khashoggi,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert, seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 18 November 2018.
Baca: Pejabat CIA Klaim MBS Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi
Menurutnya, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat akan terus mencari fakta-fakta dan bekerja sama dengan negara lain untuk membawa mereka yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi ke pengadilan. Meski muncul kasus ini, Washington ingin tetap menjaga hubungan baiknya dengan Kerajaan Arab Saudi.
Baca: Rumor Pembelian MU oleh MBS Terganjal Kasus Jamal Khashoggi
Sedangkan Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, mengatakan Presiden Trump telah berdiskusi lewat telepon dengan Direktur CIA, Gina Haspel, dan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, terkait evaluasi CIA soal pembunuhan Khashoggi. Namun Sanders tidak menjelaskan detail diskusi tersebut.
Sumber mengatakan kepada Reuters pada Jumat, 16 November 2018, CIA telah memberikan penjelasan kepada anggota kongres dan beberapa lembaga di pemerintah Amerika Serikat mengenai hasil evaluasi CIA atas kasus pembunuhan Khashoggi. Namun temuan CIA ini, telah dibuat rumit karena Presiden Trump ingin menjaga hubungan baik dengan Kerajaan Arab Saudi, sekutunya di Timur Tengah.
Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
Anggota senat Amerika Serikat baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, telah memberikan tekanan agar Washington menjatuhkan hukuman kepada Kerajaan Arab Saudi. Dua partai terbesar di Amerika Serikat itu, pada Sabtu, 17 November 2018, mendesak Presiden Trump agar bersikap tegas kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang dikenal memiliki hubungan pribadi yang dalam.
Khashoggi adalah wartawan senior dari Arab Saudi yang sejak 2017 tinggal di Virginia, Amerika Serikat, dengan menggunakan green card. Selama di pengasingan, Khashoggi rutin menulis kolom di surat kabar Washington Post. CIA menyimpulkan berdasarkan dokumen intelijen, dalang pembunuhan Khashoggi adalah Mohammed bin Salman. Namun tuduhan itu dibantah Riyadh.