TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah LSM sosialis Venezuela mempunyai cara sendiri mengatasi hiperinflasi dan kekurangan pangan, yakni mengubah halaman belakang rumah perkotaan menjadi peternakan.
Para pemimpin komune Apacuana, simpatisan Presiden sosialis Nicolas Maduro, menempuh enam jam untuk membeli sejumlah sapi dengan total berat 11.450 kilogram untuk diternak di belakang rumah mereka seluas 2.000 meter persegi, yang disumbangkan oleh perusahaan telekomunikasi milik negara dua tahun lalu, seperti dilaporkan dari Reuters, 17 November 2018.
Baca: Krisis Listrik, Warga Venezuela Terpaksa Makan Daging Busuk
Pemerintah mulai mentransfer miliaran dolar ke 70.000 kelompok masyarakat serupa di bawah pemerintahan almarhum Presiden Hugo Chavez, yang mendukung komune sebagai alternatif dari model ekonomi kapitalis. Maduro telah menyebut komune semacam ini dengan nama "episentrum solidaritas."
Dalam foto 19 Agustus 2018 ini, pembeli mencium sepotong daging busuk di pasar di Maracaibo, Venezuela.(Foto AP / Fernando Llano)
Pemimpin komunitas, yang juga menanam buah dan sayuran, mengatakan upaya itu sebagai salah satu cara untuk mendapatkan daging yang lebih murah. Mereka tidak menggembalakan ternak untuk waktu yang lama, dan telah menyembelih beberapa ternak di rumah mereka.
Ekonomi Venezuela bergantung pada minyak dan dalam tahun kelima resesi dan inflasi mendekati 1 juta persen. Alhasil rakyat Venezuela berjuang memperoleh barang pokok dengan harga fantastis.
Baca: IMF Sebut Inflasi 1 Juta Persen, Venezuela Redenominasi Bolivar
Hanya 40 persen keluarga Venezuela yang mampu membeli daging sapi dan hampir dua per tiga penduduk kehilangan berat badan tahun lalu, rata-rata kehilangan 11 kilogram, menurut sebuah studi oleh tiga universitas.
Para ekonom Barat dan oposisi Venezuela menyalahkan kebijakan-kebijakan Maduro dan salah kelola ekonomi atas krisis tersebut. Namun, pemerintah dan pendukungnya menyebut krisis Venezuela disebabkan oleh sanksi dan dikepung oleh pebisnis AS yang berusaha melemahkan sosialisme.
"Pengalaman ini menunjukkan kemantapan hati orang-orang untuk terdorong kembali menghadapi perang ekonomi," kata pemimpin komune Sulimar Pedrozar.
Harga Daging di Venezuela [Carlos Garcia Rawlins / Reuters]
LSM itu telah menyembelih tujuh ekor sapi dan menjual sejumlah kecil daging ke beberapa ratus orang dengan harga 560 bolivar per kilogram, atau sekitar US$ 2 (Rp 30 ribu) dengan nilai tukar pasar gelap.
Harga lebih mahal dari harga yang ditetapkan pemerintah yakni 90 bolivar. Tetapi dengan persediaan yang langka, banyak tukang daging di Caracas menjual daging sapi lebih dari 10 kali lipat jumlah itu, atau lebih dari setengah gaji bulanan dengan upah minimum resmi.
Baca: Rakyat Venezuela Kelaparan, Maduro Makan Steak di Restoran Mewah
Pada 2016, Maduro meluncurkan program "Misi Besar Agro-Venezuela" untuk mendorong penduduk kota menanam buah-buahan, sayuran dan rempah-rempah di halaman belakang mereka, mencatat bahwa ia dan istrinya memanen labu di teras mereka. Awal tahun ini, seorang menteri Venezuela mengatakan orang-orang harus beternak kelinci dirumah untuk konsumsi.
Dalam foto 19 Agustus 2018 ini, penjual daging, Johel Prieto, meletakkan daging busuk di atas nampan untuk dijual di pasar pusat di Maracaibo, Venezuela.(Foto AP / Fernando Llano)
Namun para tetangga yang tinggal bersebelahan dengan kediaman komune berkumpul untuk memprotes peternakan setelah mengeluh bau busuk, lalat, dan resiko kesehatan.
Pedro Méndez, seorang pemimpin oposisi lokal, mengatakan dia akan melaporkan peternakan perkotaan ke kementerian kesehatan Venezuela, tetapi meragukan pemerintah akan menerima aduannya mengingat Maduro yang mendukung komune tersebut.
Lihat foto: Mau Belanja, Ini Setumpuk Uang yang Harus Dibawa Warga Venezuela
Pedroza mengatakan komune akan terus memelihara sapi di belakang halaman rumah mereka dan menyayangkan pihak yang memperotes keberadaan peternakan karena lebih memilih mati kelaparan akibat krisis Venezuela.