Segera menjadi jelas selama pembicaraan bahwa titik panas terbesar adalah perbatasan antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara.
Perbatasan hanya muncul pada 1922 ketika Negara Bebas Irlandia terbentuk.
Setelah bertahun-tahun kekerasan dan kerusuhan di selatan Irlandia, Kerajaan Inggris akhirnya setuju untuk membiarkan Irlandia yang sebagian besar Katolik untuk merdeka tetapi sebagian besar enam kabupaten Protestan di Ulster akan tetap berada di Inggris.
Negara Bebas Irlandia menjadi Republik Irlandia pada 1949 dan 20 tahun kemudian kerusuhan pecah di utara karena umat Katolik menuntut diakhirinya diskriminasi atas pekerjaan dan perumahan.
Demi Mandat Brexit
Tentara Republik Irlandia (IRA) menyatakan perang terhadap negara Inggris dan mencoba memaksa Irlandia bersatu.
Perselisihan berakhir pada 1998, dengan penandatanganan Good Friday Agreement dan dipermudahnya akses melintasi perbatasan, telah menjadi kunci untuk menjaga perdamaian di Ulster.
Pemerintah Inggris, di bawah tekanan dari sekutu mereka, Partai Persatuan Demokrat (DUP), menolak untuk menerima perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik, yang akan merusak perdagangan di Ulster.
Uni Eropa menyarankan menjaga perbatasan terbuka tetapi menambahkan pemeriksaan di pelabuhan dan bandar udara yang melintasi Laut Irlandia antara Irlandia Utara dan Inggris, Skotlandia dan Wales. Hal ini membuat DUP marah.
Perjanjian Backstop