TEMPO.CO, Jakarta - Ajudan tinggi Putra Mahkota bernama Saud al-Qahtani, telah dilarang keluar dari Arab Saudi. Wakil Jaksa Umum Arab Saudi, Shaalan al-Shaalan, mengatakan larangan itu karena Qahtani sedang dalam penyidikan terkait perannya dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan senior asal Arab Saudi .
Dikutip dari Reuters, Kamis, 15 November 2018, Shaalan mengatakan Qahtani telah melakukan pertemuan dengan pelaksana eksekusi pembunuhan Khashoggi. Dalam pertemuan itu, Qathani memerintahkan timnya untuk merepatriasi Khashoggi dan menjelaskan aktivitas wartawan itu.
Pertemuan dilakukan Qahtani dalam perjalan bersama timnya ke kota Istanbul, Turki. Namun upaya repatriasi itu gagal sehingga pembunuhan pun terjadi.
Baca:Selain Jamal Khashoggi, Bos Intel Saudi Mengincar Pejabat Iran
Qahtani saat ini telah dipecat dari Kerajaan Arab Saudi. Kasus hukumnya telah diteruskan ke pengadilan untuk proses investigasi lebih lanjut.
Baca: Bunuh Jamal Khashoggi Hingga Culik PM Lebanon, Siapa Al-Qahtani?
Jamal Kashoggi. [Gulf Times]
Turki mengaku memiliki sebuah rekaman terkait pembunuhan ini dan telah membaginya ke sekutu-sekutunya di Barat. Presiden Turki, Tayyip Erdogan, mengatakan rekaman suara itu mengerikan dan mengejutkan pejabat intelijen Arab Saudi yang mendengarkannya.
Qathani, 40 tahun, adalah salah satu dari lima pejabat tinggi Saudi yang diduga terlibat atas pembunuhan Khashoggi. Dia memiliki latar belakang pendidikan hukum dan berpangkat kapten di angkatan udara Arab Saudi.
Pubik Arab Saudi mengenalnya sebagai penegak kebijakan sang pangeran. Di blog dan di media sosial, beberapa wartawan dan aktivis Saudi yang liberal menjulukinya 'Steve Bannon dari Saudi' karena manipulasi agresifnya terhadap media berita dan pembuatan strategi di belakang layar.