TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pelatihan kecantikan bagi pasien kanker perempuan bernama 'Be Beautiful' pada bulan ini melebarkan sayapnya ke Kairo, Mesir. Pelatihan ini sudah ternama di Lebanon dan Uni Emirat Arab.
Merhan Khalil, 46 tahun, seorang pasien kanker, antusias bergabung dengan pelatihan ini. Dalam 'Be Beautiful', pasien kanker perempuan diajarkan bagaimana cara menyembunyikan tanda-tanda pengobatan kanker yang telah mereka jalani dan berdampak pada anggota tubuh.
Baca: Curhat Pasien Kanker yang Obatnya Tak Lagi Dijamin BPJS Kesehatan
Dikutip dari english.alarabiya.net, 13 November 2018, Khalil, menjalani transplantasi sumsum tulang pada 2012, yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Proses ini telah membuat rambutnya rontok.
Khalil menceritakan, pelatihan 'Be Beautiful' menawarkan tata cara merias wajah bagi pasien kanker perempuan dan memberikan dukungan kesehatan mental. Pelatihan ini juga memberikan nasehat tentang nutrisi yang sebaiknya dikonsumsi pasien kanker.
"Pelatihan ini sangat membantu secara mental untuk membuat kami tetap merasa cantik dan merasa bahwa obat itu tidak mengubah kami," kata Khalil yang menderita multiple myeloma atau kanker plasma darah.
Baca: Ada Layanan Spa khusus Pasien Kanker di Inggris, Ini 5 Pilihannya
Penggagas pelatihan 'Be Beautiful', Hanadi el-Imam, mengatakan ketika pasien kanker merasa bahwa dia cantik dan dia mendapat nutrisi yang tepat, maka akan muncul dampak positif pada kondisi mentalnya dan memperkuat sistem kekebalannya.
Seorang pasien kanker payudara bernama Faten Fawzi, 46 tahun, menceritakan rambutnya seperti terbakar setelah melakukan kemoterapi. Kondisi ini membuat mentalnya remuk.
"Saya pergi ke salon dan mencukur seluruh rambut. Saya sedih dan hancur, tapi setelah saya memakai wig, saya terlihat cantik dan Anda tak akan menduga sama sekali bahwa saya menderita kanker," kata Fawzi.
Fawzi mengatakan sangat menikmati rutinitas mempercantik wajahnya karena hal ini membuatnya merasa lebih baik.
Tidak hanya Fawzi, Ghada Salah yang didiagnosa menderita kanker payudara pada 2013, mengatakan mulai bereksperimen dengan berbagai wig dan topi berwarna-warni setelah dia kehilangan rambutnya setelah di kemoterapi.
"Saya tidak ingin terlihat sakit. Saya tidak ingin orang berpikir 'kasihan dia, dia menderita kanker',” ucap Ghada.
Panitia pelatihan 'Be Beautiful' berharap dapat melayani 5.000 perempuan di penjuru Mesir pada tahun pertamanya menancapkan kuku di Negeri Seribu Menara itu.
Data organisasi kesehatan dunia atau WHO memperlihatkan secara global satu dari enam kematian diakibatkan penyakit kanker. Sekitar 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Al-Arabiya | MIS FRANSISKA DEWI