TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, sangat berharap Code of Conduct atau CoC sengketa Laut Cina Selatan bisa diselesaikan dalam tempo tiga tahun. Sebab kesepakatan ini bisa mendorong positif perdagangan bebas.
"Beijing berharap konsultasi CoC bisa diselesaikan dalam tiga tahun sehingga hal ini bisa berkontribusi pada terwujudnya perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan," kata Li dalam sebuah kuliah umum di Singapura, seperti dikutip dari Reuters, 13 November 2018.
Baca: Menhan Cina Sebut Siap Kuasai Taiwan dan Laut Cina Selatan
Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua
Baca: Kapal Perang Amerika dan Jepang Konvoi di Laut Cina Selatan
Li berada di Singapura untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi tahunan para pemimpin ASEAN dan mitra-mitra ASEAN. Menurutnya, Cina dan negara-negara ASEAN akan sama-sama mendapat manfaat dari kesepakatan CoC, seperti dilakukan perdagangan bebas dan semakin banyaknya kepentingan pihak-pihak yang dilayani dari kesepakatan CoC.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, mendesak Cina agar menghentikan militerisasi di Laut Cina Selatan. Namun Beijing pun menegur balik Amerika Serikat karena mengirimkan kapal-kapal perangnya ke dekat pulau-pulau yang diklaim oleh Beijing di Laut Cina Selatan.
Cina bahkan menuntut Amerika Serikat untuk berhenti mengirimkan kapal-kapal perangnya dan jet tempurnya ke dekat pulau-pulau yang diklaim Cina di Laut Cina Selatan. Tuntutan itu disampaikan menjelang pertemuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping di KTT G20 di Argentina akhir November mendatang.
Kawasan perairan Laut Cina Selatan masih di persengketakan oleh Cina, Taiwan, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Vietnam. Cina mengklaim hampir 90 persen wilayah perairan itu.