TEMPO.CO, Riyadh – Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, bertemu dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Riyadh pada Senin, 12 November 2018 terkait investigasi untuk mengungkap pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Baca:
Hunt juga tiba untuk membicarakan penghentian perang di Yaman, yang telah menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan kelaparan massal.
“Komunitas internasional bersatu dalam kemarahan atas pembunuhan brutal Jamal Khashoggi sebulan lalu. Jelas tidak bisa diterima informasi penuh dibalik pembunuhan ini masih belum jelas,” kata Hunt sebelum keberangkatannya ke Saudi seperti dilansir Reuters pada Senin, 12 November 2018.
Baca:
Hunt juga mengatakan,”Kami mendorong otoritas Saudi untuk bekerja sama secara penuh dengan investigasi oleh Turki mengenai kematian Khashoggi sehingga kita bisa menegakkan keadilan bagi keluarganya dan dunia yang sedang menyaksikan,” kata dia.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan pada akhir pekan lalu otoritas keamanan negaranya telah memberikan salinan rekaman audio proses pembunuhan Jamal Khashoggi kepada sejumlah negara sekutu seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Kanada.
Baca:
Menlu Hunt bakal bertemu dengan penguasa de facto Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman, yang merupakan putra dari Raja Salman.
Nama MBS, begitu putra mahkota biasa disapa, disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. Ini karena empat dari 15 orang anggota tim pembunuh merupakan orang dekatnya, termasuk beberapa pejabat intelijen militer Arab Saudi.
I met King Salman and Foreign Minister @AdelAljubeir this morning, and will see the Crown Prince as well as UAE and Yemeni politicians this afternoon. We have been discussing #Khashoggi but also the vital need to seize the moment in Yemen and stop famine and cholera intensifying pic.twitter.com/n4fFQfUUkj
— Jeremy Hunt (@Jeremy_Hunt) November 12, 2018
Selain membahas soal Khashoggi, Hunt juga mendesak Raja Salman agar segera menghentikan serangan koalisi pimpinan Saudi ke Yaman. Saudi menyerang kelompok gerilyawan Houthi, yang memberontak terhadap pemerintah Yaman dukungan Saudi.
Baca:
Jamal Khashoggi Tewas, Sejumlah Kejanggalan Terungkap
“Biaya korban manusia dari perang Yaman tidak bisa dihitung dengan jutaan orang mengungsi, kelaparan, merebaknya penyakit dan pertumpahan darah bertahun-tahun. Solusi satu-satunya saat ini adalah keputusan politik untuk meletakkan senjata dan membangun perdamaian,” kata Hunt dalam pernyataan sebelum keberangkatannya ke Riyadh. “Jadi saya melakukan perjalanan ke Teluk untuk meminta semua pihak berkomitmen dalam proses ini.”
Inggris merupakan salah satu penyuplai senjata berteknologi canggih kepada pemerintah Arab Saudi. Inggris telah mengumumkan untuk mempertimbangkan penghentian penjualan senjata ke Saudi. Sedangkan pemerintah Jerman, yang juga menjual senjata berteknologi canggih ke Saudi, mendesak semua negara menahan penjualan senjata ke negara itu hingga kasus Jamal Khashoggi terungkap tuntas.