TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, meyakinkan Beijing akan tetap membuka perekonominya di tengah tingginya proteksionisme atau perlindungan.
“Cina telah membuka pintu kepada dunia. Kami tidak akan pernah menutupnya, tapi sebaliknya akan membukanya semakin lebar,” kata Li dalam sebuah pertemuan para pemimpin di kawasan Asia-Pacific di Singapura atau APEC, Senin, 12 November 2018.
Baca: Perang Dagang Cina - Amerika Bisa Berdampak ke Seluruh Bisnis
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri China Li Keqiang usai menanam pohon kamper (Drybalongs lanceolata) di halaman Istana Bogor, Jawa Barat, 7 Mei 2018. Agenda PM Cina, Li Keqiang ke Indonesia yakni mengunjungi Sekretariat ASEAN dan menghadiri KTT Bisnis Indonesia-Cina. (Beawiharta/Pool Photo via AP)
Baca: Perang Dagang Amerika Vs Cina Berlanjut, Harga Mulai Naik
Li pun menyerukan agar negara-negara di dunia mau membuka perekonomiannya. Namun dalam kesempatan itu, dia tidak menyinggung perang dagang yang sedang terjadi antara Cina dan Amerika Serikat.
Pertemuan APEC di Singapura, rencananya akan dihadiri oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. Namun masih belum diketahui apakah Perdana Menteri Li dan Pence akan menggelar pembicaraan bilateral atau pertemuan disela-sela KTT APEC. Sedangkan Presiden Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping, dijadwalkan melakukan pembicaraan bilateral disela-sela pertemuan G20 pada akhir bulan ini di Buenos Aires, Argentina.
Hubungan bilateral Amerika Serikat dan Cina sedang diselimuti ketegangan. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerang Cina dengan menyebutnya sebagai negara pencuri kekayaan intelektual. Trump juga geram dengan hambatan yang dihadapi para pengusaha Amerika Serikat di Cina serta besarnya defisit perdagangan negara itu ke Cina.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina telah membuat keduanya saling menaikkan tarif impor. Amerika Serikat dan Cina saat ini adalah dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.