TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan mengirim hadiah 200 ton jeruk mandarin ke Korea Utara, sebagai balasan hadiah jamur cemara mahal yang dihadiahi Kim Jong Un pada September.
Kim Jong Un memberikan hadiah jamur cemara senilai Rp 26 miliar setelah pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di ibu kota Korea Utara, Pyongyang.
Baca: Kim Jong Un Hadiahkan Jamur Seharga Rp 19,2 M ke Korea Selatan
Dilansir dari kantor berita Yonhap, 11 November 2018, menurut pesan teks yang dikirim oleh juru bicara kepresidenan Korea Selatan Kim Eui-kyeom, pesawat kargo Korea Selatan membawa buah jeruk dari pulau Jeju ke Pyongyang pada 10 November. Wakil Menteri Unifikasi Chun Hae-sung dan Suh Ho, sekretaris presiden untuk kebijakan unifikasi, akan mengawasi kiriman jeruk ke Korut.
"Jeruk mandarin dipilih karena mereka sedang musim saat ini, dan itu adalah jenis buah yang langka di Korea Utara," kata Kim. Pemerintah Korsel berharap sebanyak mungkin orang Korea Utara dapat merasakan buah ini.
Panen jeruk mandarin di pulau Jeju, Korea Selatan.[The Korea Herald]
Jeruk mandarin dikemas secara terpisah dalam 20.000 kotak, dikirim ke Korea Utara dalam empat pengiriman sampai Minggu 11 November. Empat pesawat kargo akan menerbangkan setiap pengiriman.
Pengiriman pertama jeruk mandarin diperkirakan tiba di Pyongyang, Korea Utara, pada Sabtu pukul 10 pagi dan kembali ke Seoul, Korea Selatan, pada jam 1 siang, kata Kim.
Hubungan kedua Korea semakin mencair awal tahun ini setelah pertemuan puncak terakhir antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kim Jong Un sebelumnya memberikan hadiah jamur sebanyak 2 ton untuk Korea Selatan dan anjing khas Korea Utara kepada Moon Jae-in.
Baca: Kim Jong Un Hadiahkan Sepasang Anjing Khas Korut ke Moon Jae-in
Kim Jong Un mengirim tanda perdamaian ke rekan Korea Selatan, Moon Jae-in, setelah pertemuan ketiga mereka di Pyongyang pada September. Saat itu, pemimpin Korea Utara mengumumkan ia akan membiarkan para pemantau internasional mengawasi pembongkaran akhir situs rudal Korea Utara sebagai komitmen denuklirisasi Korea setelah dimediasi Korea Selatan.