TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Hassan Rouhani, meyakinkan sanksi ekonomi yang diberlakukan lagi oleh Amerika Serikat pada Senin, 5 November 2018, tidak berdampak pada perekonomian Iran. Sebab Washington secara praktik telah menjatuhkan Iran sanksi.
“Sanksi-sanksi yang dijatuhkan tidak berdampak pada perekonomian kami karena Amerika Serikat sebelumnya telah menggunakan seluruh senjatanya sehingga sebenarnya tidak ada yang baru yang bisa mereka gunakan untuk menyerang kami,” kata Rouhani, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu, 10 November 2018.
Baca: Iran: Mau Berunding, Donald Trump Harus Ikut Perjanjian Nuklir
Rouhani menjelaskan, Amerika Serikat hanya menerbitkan tak lebih dari daftar panjang bank-bank berikut kantor cabangnya, maskapai dan pesawat-pesawatnya. Pengetatan sanksi oleh Washington pada 5 November lalu, semata ditujukan untuk menjatuhkan Iran secara psikologi.
Baca: Amerika Beri Sanksi Ekonomi, Ini Siasat Iran
Warga Iran membakar bendera Amerika Serikat dalam peringatan perebutan Kedutaan Besar AS, di Teheran, Iran, 4 November 2018. Tasnim News Agency /Handout via REUTERS
Sanksi putaran pertama yang dijatuhkan Washington kepada Iran adalah pada Agustus lalu setelah pada Mei 2018 Washington memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir Iran. Kesepakatan itu dibuat pada 2015 antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia, salah satunya Washington.
Diantara sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada Iran adalah larangan sementara terhadap delapan importir untuk membeli minyak mentah Iran. Namun Rouhani memastikan mustahil bagi Amerika Serikat untuk bisa memangkas ekspor minyak Iran sampai nol persen
Amerika Serikat memperketat sanksi kepada Iran agar negara Islam itu mengurangi aktivitas nuklir dan rudalnya. Sanksi ekonomi itu juga bagian dari peluasan upaya dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membatasi kekuatan pasukan militer Iran di Yaman, Suriah, Lebanon dan wilayah lain di Timur Tengah.