TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan proyek reaktor nuklir pertama di Arab Saudi.
Dilansir dari Reuters, 6 November 2018, Mohammed bin Salman meluncurkan tujuh proyek strategis di bidang energi terbarukan, energi atom, desalinasi air, obat genetik dan industri pesawat terbang selama kunjungannya ke King Abdulaziz City for Science and Technology (KACST) pada Senin 5 November 2018.
Baca: Politikus Amerika Risau Trump Bantu Arab Saudi Teknologi Nuklir
Dua proyek paling signifikan yang diluncurkan termasuk reaktor riset nuklir dan pusat pengembangan struktur pesawat terbang.
Peneliti di King Abdulaziz City for Science and Technology [kacst.edu.sa]
Pada Maret, Mohammed bin Salman mengumumkan kesiapan Arab Saudi untuk mengembangkan senjata nuklir untuk menyaingi Iran.
"Arab Saudi tidak ingin mengembangkan bom nuklir, tetapi tanpa ragu-ragu, jika Iran mengembangkan bom nuklir, kami akan segera mengikutinya," kata MBS kepada CBS News, dikutip dari Aljazeera.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Tahun lalu, Badan Energi Atom Internasional mengatakan pemerintah Arab Saudi telah mengirim proposal untuk pembangunan dua reaktor tenaga nuklir untuk meningkatkan energinya.
Tangki minyak di kantor pusat Aramco di Damam. REUTERS/ Ali Jarekji
Arab Saudi sedang mempertimbangkan membangun 17,6 gigawatt nuklir pada 2032, setara dengan sekitar 17 reaktor dan menjadikannya salah satu proyek terbesar di dunia.
Arab Saudi bertujuan mengurangi ketergantungan minyak untuk menghasilkan listrik untuk memungkinkannya menjual lebih banyak lagi ke luar negeri.
Baca: Jamal Khashoggi Tewas, Senat AS Tolak Setujui Nuklir Arab Saudi
Ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara Teluk kedua yang meluncurkan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir setelah Uni Emirat Arab, yang membangun empat reaktor nuklir yang dirancang Korea Selatan.