TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan perbaikan rumah di Cina menghukum karyawannya yang tidak mencapai target penjualan dengan minum air urin, mencambuk tubuh mereka dengan ikat pinggang, hingga memakan kecoak.
Menurut laporan South China Morning Post, 3 November 2018, hukuman yang ekstrim oleh perusahaan yang berlokasi di Zunyi, provinsi Guizhou terungkap setelah seorang pekerjanya mengunggah pengalamannya di media sosial Weibo pekan lalu.
Baca: Buktikan Toilet Bersih, Karyawan Pabrik di Cina Makan di Urinoir
Dia membuat tagar bertuliskan "para pekerja yang gagal mencapai tujuan mereka dipaksa meminum air urin."
Postingan pekerja ini menarik perhatian banyak netizen karena disertai video yang menunjukkan seorang pria tanpa busana di dalam kapar dicambuk oleh lelaki laki dengan ikat pinggang. Orang-orang berkumpul menyaksikan hukumna itu. Video juga menunjukkan orang-orang meminum cairan warna kuning dari dalam cangkir.
Dalam tempo singkat, lebih dari 540 ribu netizen membaca dan menonton postingan seorang pekerja perusahaan perbaikan rumah tersebut.
Baca: Perusahaan Ini Ajak 6.400 Karyawan Liburan ke Paris
Meski pun belakangan video itu dihapus, namun screenshot yang dibuat situs berita Zunyi Yaowen menampilkan pesan teks tentang ancaman dari beberapa manajer terhadap staf dengan beragam hukuman jika mereka gagal mencapai target perusahaan.
"Jika target penjualan tidak tercapai pada akhir bulan ini, pemimpin tim akan memakan 3 kecoa untuk setiap kegagalan," ujar salah satu pesan yang muncul di situs berita itu.
Selain itu, karyawan juga dihukum dengan meminum cuka atau air toilet, menjual kondom dan pembalut di jalan dan memangkas rambut mereka.
Baca: Polisi Cina Tilang Perempuan Pengendara Mobil Mainan di Jalanan
Aparat penegak hukum Cina kemudian menangkap tiga manajer perusahaan dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Dua manajer telah dipenjara selama 10 hari dan satunya lagi akan menghabiskan 5 hari di penjara.
Para netizein ramai mempertanyakan di media sosial kenapa karyawan tersebut tidak keluar dari perusahaan setelah mengetahui ada hukuman seperti itu.
Para karyawan memiliki alasan berbeda-beda. Ada yang belum digaji selama dua bulan dan ancaman pengurangan pesangon jika keluar dari perusahaan itu.