TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mengirimkan 11 orang di antaranya ahli kimia dan ahli racun ke Istanbul, Turki untuk menghilangkan bukti tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Tim penghilang alat bukti pembunuhan Khashoggi tiba di Istanbul 9 hari setelah Khashoggi dinyatakan hilang pada 2 November 2018.
Baca: Tubuh Jamal Khashoggi Diduga Dilenyapkan Pakai Cairan Asam
Menurut Daily Mail mengutip Sabah Daily, ahli kimia Arab Saudi Abdulaziz Aljanobi dan ahli racun Khaled Yahya Al Zahrani berada dalam tim 11. Tim yang dijuluki tim investigasi berkunjung ke Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul setia hari hingga 17 Oktober dan meninggalkan Turki pada 20 Oktober.
Aktivis menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Arab Saudi di London, Inggris dengan mengganti nama jalan di area itu menjadi Jalan Khashoggi.
Arab Saudi untuk pertama kali mengizinkan polisi Turki menyelidiki konsulat pada 15 Oktober. Jaksa Agung Turki pekan lalu mengatakan Khashoggi dicekik begitu dia masuk konsulat dan memastikan jasadnya dimutilasi.
Baca: Jaksa Penuntut: Jamal Khashoggi Diduga Dicekik Sebelum Dimutilasi
Yasin Aktay, penasehat presiden Turki Reccep Tayib Erdogan pada Jumat lalu mengatakan jasad Khashoggi kemungkinan telah dihancurkan dengan menggunakan cairan asam.
Dalam tulisan kolomnya yang terbit di Washington Post, Erdogan menyatakan, perintah pembunuhan Khashoggi datang dari level tertinggi pemerintahan Arab Saudi.
15 anggota tim pembunuh jurnalis kawakan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.[DAILY SABAH]
Baca: 100 Tokoh Sebut Pembunuhan Jamal Khashoggi Bentuk Teror Negara
Pekan lalu, Jaksa Agung Arab Saudi Sheikh Saud al-Mojeb bertemu dengan aparat Turki di Istanbul, namun menolak membagikan informasi tentang hasil investigasinya.
Jamal Khashoggi, 59 tahun, datang ke Konsulat Jenderal Arab Saudi pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus surat pernikahannya dengan seorang peneliti warga Turki. Sejak itu Khashoggi tidak muncul dan kemudian muncul kabar dia dibunuh, dan jasadnya belum ditemukan juga.