TEMPO.CO, Jakarta - Iran telah memulai produksi massal pesawat tempur dalam negerinya yang bernama Kowsar untuk digunakan di angkatan udaranya.
"Jumlah yang dibutuhkan pesawat ini akan diproduksi segera dan digunakan untuk melayani Angkatan Udara," kata Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami dalam sebuah upacara peluncuran pesawat, seperti dilaporkan dari Reuters, 3 November 2018.
Baca: Iran Pamer Pesawat Jet Tempur Baru Buatan dalam Negeri
Iran mengatakan pesawat tempur Kowsar 100 persen buatan dalam negeri dan mampu membawa berbagai senjata dan akan digunakan untuk operasi jarak pendek.
Dilansir dari kantor berita Iran, IRNA, pesawat tempur Kowsar merupakan pesawat dukungan udara jarak pendek dengan teknologi perancangan dan produksi avionik generasi keempat dan sistem kendali tembak.
Pesawat ini akan diproduksi dalam versi satu kursi dan dua kursi, serta dapat digunakan untuk pelatihan pilot selain untuk keperluan militer.
Pesawat Tempur Iran Kowsar versi double-seat [Mehr News Agency]
Saat peresmian Kowsar pada Agustus, Hatami mengatakan program pesawat Kowsar dimotivasi oleh serangan udara yang diderita Iran selama perang delapan tahun dengan Irak pada 1980-an, dan oleh ancaman berulang dari Israel dan Amerika Serikat.
Baca: Ditekan Amerika Serikat, Iran Akan Pamer Kekuatan Militer
"Kami telah belajar dalam perang (Iran-Irak) bahwa kami tidak dapat bergantung pada siapa pun kecuali diri kami sendiri. Sumber daya kami terbatas dan kami berkomitmen untuk membangun keamanan dengan biaya minimum," kata Hatami, dikutip dari Aljazeera.
Namun, beberapa ahli militer percaya bahwa jet tempur ini adalah tiruan dari pesawat tempur F-5 yang pertama kali diproduksi di Amerika Serikat pada 1960-an.
#Iran unveiled the country’s first state-of-the-art fighter jet dubbed “Kowsar” designed and manufactured by domestic military experts. pic.twitter.com/eznrxW0qbY
— Tasnim News Agency (@Tasnimnews_EN) August 21, 2018
Saat ini Angkatan Udara Iran hanya mengoperasikan beberapa puluh pesawat tempur Rusia atau pesawat AS yang diperoleh sebelum revolusi Iran 1979.
Baca: 3 Negara yang Bersitegang dengan Iran
Iran telah mengirim senjata dan ribuan tentara ke Suriah untuk membantu kampanye militer Presiden Bashar al Assad, tetapi harus bergantung pada Rusia untuk dukungan udara karena kurangnya kekuatan udara Iran.
Sebelumnya Republik Islam Iran mengklaim telah meluncurkan pesawat tempur baru buatan dalam negeri Qaher 313 pada 2013, tetapi beberapa ahli menyatakan keraguan tentang kelangsungan hidup pesawat itu.