Amal Hussain hanya satu dari sekian gambar memilukan dari warga Yaman yang kekurangan gizi. Ia adalah satu dari 1,8 juta anak-anak yang kekurangan gizi parah di Yaman. Bencana kelaparan menghasilkan prediksi mengerikan bahwa Yaman akan hancur dalam beberapa bulan mendatang.
PBB memperingatkan bahwa jumlah orang Yaman yang mengandalkan jatah darurat, delapan juta, bisa segera meningkat menjadi 14 juta. Jumlah 14 juta ini adalah setengah populasi Yaman.
Baca: UNICEF: Perang Yaman Neraka Bagi Kehidupan Anak
Relawan kemanusiaan dan kini para pemimpin politik menyerukan gencatan senjata, serta langkah-langkah darurat untuk menghidupkan kembali ekonomi Yaman yang porak-poranda, di mana harga pangan yang melonjak telah memaksa jutaan orang ke jurang kemiskinan.
Wadah Askari Mesheel, berusia 11 bulan, tiba di sebuah klinik di Aslam, Yaman, dengan gizi buruk yang parah. Dia meninggal delapan jam kemudian. [Tyler Hicks / The New York Times]
Dalam laporannya, New York Times menemukan Amal Hussain di sebuah pusat kesehatan di Aslam, 144 kilometer barat laut ibu kota Yaman, Sanaa. Ketika itu, Amal berbaring di tempat tidur bersama ibunya. Perawat memberinya makan setiap dua jam dengan susu, tetapi dia muntah berkali-kali dan menderita diare.
Dr. Mekkia Mahdi, dokter yang bertanggung jawab memeriksanya, duduk di samping tempat tidurnya, membelai rambutnya. Dia menarik kulit lembek lengan Amal yang persis seperti tongkat.
"Lihat," kata dokter itu."Tidak ada daging. Hanya tulang."
Ibu Amal juga sakit, baru saja pulih dari serangan demam berdarah yang kemungkinan berasal dari nyamuk yang berkembang biak di genangan air di kamp mereka.
Potret Derita Keluarga Yaman