TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan tentara AS yang dikirim untuk menghalau imigran boleh menembak jika mereka dilempari batu.
Trump menyebut tentara AS yang dikirim ke perbatasan selatan boleh menembak imigran yang menyerang dengan batu karena menganggap tidak ada perbedaan antara batu dan tembakan pistol.
Baca: Atasi Gelombang Imigran, Presiden Trump Siapkan Perintah Khusus
Dalam pidato dari Gedung Putih pada Kamis 1 November, seperti dikutip dari USA Today, Trump mengatakan pemerintahannya sedang mempersiapkan perubahan kebijakan suaka, yang biasanya diajukan ribuan imigran yang melarikan diri dari Amerika Tengah dan menuju ke AS.
Trump merujuk pada peristiwa bentrokan antara pihak berwenang Meksiko dan karavan imigran saat mereka hendak melintasi perbatasan Guatemala ke Meksiko.
Migran Amerika Tengah menyeberangi sungai Suchiate, perbatasan antara Guatemala dan Meksiko, untuk mencapai wilayah AS, seperti yang terlihat dari Tecun Uman, Guatemala 29 Oktober 2018. [REUTERS / Carlos Garcia Rawlins]
Pihak berwenang Meksiko mengatakan para imigran menyerang personel perbatasan dengan batu, botol kaca dan kembang api ketika mereka menerobos gerbang Meksiko namun dipukul mundur, seperti dilaporkan Associated Press. Tidak diketahui apakah ada petugas Meksiko yang terluka dalam bentrokan ini, tetapi dilaporkan petugas Guatemala terluka.
Trump mengatakan tentara AS tidak akan bisa diserang dengan botol atau batu oleh imigran.
Baca: Hadang Imigran, Pentagon Kirim 5.000 Tentara ke Perbatasan AS
"Mereka ingin melempar batu ke militer kami, militer kami akan membalas.Saya mengatakan kepada mereka untuk menganggapnya senapan. Ketika mereka melempar batu seperti apa yang mereka lakukan kepada militer dan polisi Meksiko, saya katakan (kepada tentara) untuk menganggapnya sebagai senapan," kata Trump.
Trump melanjutkan, dia tidak ingin ada bentrokan antara para imigran, di mana banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, tetapi ia menegaskan tentara AS siap untuk kemungkinan ini.
Dinding perbatasan Amerika Serikat-Meksiko di Naco, Arizona, AS.[Samantha Sais / Reuters]
Sebelumnya Donald Trump mengumumkan pada Rabu 31 Oktober bahwa ia sedang mempertimbangkan mengerahkan 15.000 tentara ke perbatasan AS-Meksiko, untuk menghadang rombongan imigran yang menuju AS. Jumlah ini dua kali lipat jumlah dari yang disampaikan Pentagon untuk mengirim terntara ke perbatasan selatan.
Menanggapi pelemparan batu imigran oleh Trump, Mark Hertling, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat AS, menulis di Twitter bahwa tidak ada perwira militer yang mengizinkan seorang tentara menembak seseorang yang melemparkan batu.
"Ini akan menjadi perintah yang melanggar hukum," tulisnya, seperti dilaporkan Associated Press.
Anggota Garda Nasional berjaga di perbatasan Meksiko-Amerika Serikat di sepanjang Rio Grande di Roma, Texas, AS, 11 April 2018. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan mengerahkan Pasukan Garda Nasional ke perbatasan Meksiko untuk membendung masuknya imigran gelap dan anggota geng kriminal. REUTERS/Loren Elliott
Imigran yang menyeberang secara ilegal umumnya ditangkap dan sering mencari suaka atau beberapa bentuk perlindungan lainnya. Saat ini ada 800.000 kasus lebih yang masih diproses di pengadilan imigrasi. Dari jumlah keseluruhan yang mengajukan suaka, hanya sekitar 20 persen pemohon yang disetujui.
Baca: Takut Green Card Disalahgunakan Imigran, Amerika Buat Aturan Baru
Amerika Serikat memasukkan lebih dari 330.000 klaim suaka pada 2017, hampir dua kali lipat jumlah dua tahun sebelumnya dan melampaui Jerman sebagai penerima suaka tertinggi di dunia. Donald Trump sendiri telah menjadikan isu imigran sebagai isu utama dalam pemilihan paruh waktu senat dan DPR Amerika Serikat.