TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada pekan depan bakal menandatangani sebuah perintah khusus agar dilakukan penahanan terhadap imigran yang melintasi wilayah perbatasan selatan Amerika Serikat. Lewat perintah itu, Trump juga melarang siapa pun yang kedapatan melintasi secara ilegal wilayah perbatasan, maka tak bisa mengajukan suaka.
Dikutip dari apnews.com, Jumat, 2 November 2018, terkait rencananya itu, Trump telah memerintahkan agar dilakukan mobilisasi sekitar 15 ribu anggota militer Amerika Serikat ke wilayah selatan perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Jika militer mendapat reaksi, seperti dilempar batu oleh para imigran, maka anggota militer Amerika Serikat itu boleh bereaksi.
Baca: 2000 Anak Terpisah dari Orang Tua Akibat Kebijakan Imigrasi Trump
Amerika Serikat tidak memiliki ruang cukup besar di wilayah perbatasan untuk melakukan penahanan besar-besaran. Namun hal ini tidak menyurutkan niat Trump karena dia pun siap mendirikan tenda sebanyak-banyaknya.
“Ini adalah sebuah penyerangan,” kata Trump.
Baca: Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka
Sikap Trump ini didorong munculnya rombongan para imigran yang berduyun-duyun berjalan kaki ke wilayah perbatasan Amerika Serikat. Dia mengklaim merasa terganggu oleh aksi ini.
Dalam undang-undang imigrasi Amerika Serikat tertulis bahwa imigran para pencari suaka boleh melintasi perbatasan. Namun saat ini, Presiden Trump ingin membuat batasan terkait titik yang boleh dilintasi.
Pengumuman Trump soal rencananya ini kembali menyoroti bahwa masalah imigran masih menjadi prioritasnya sebelum diselenggarakan pemilu sela pada 6 November 2018. Trump menyentil isu ini hampir di setiap kesempatan, cara ini juga dilakukannya saat hendak mengumpulkan suara dalam pemilu presiden 2016.