TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 3 juta pengguna Eropa meninggalkan Facebook dalam kurun waktu tiga bulan terakhir setelah skandal kebocoran data Facebook.
Dilansir dari Sputniknews 31 Oktober 2018, Facebook mengalami penurunan dalam jumlah pengguna aktif harian (DAU) dan pengguna aktif bulanan (MAU) di Eropa pada Juli-September 2018, menurut laporan keuangan Facebook.
Baca: Hacker Beraksi, 50 Juta Akun Facebook Rawan Peretasan
Facebook memiliki 278 juta pengguna aktif harian di Eropa pada kuartal ketiga, turun dari 279 juta kuartal terakhir, sedangkan perhitungan pada Mei turun satu juta dari 376 juta menjadi 375 juta. Ini melanjutkan tren yang terlihat pada kuartal sebelumnya ketika basis MAU juga menurun satu juta.
Facebook CEO Mark Zuckerberg, bersaksi untuk dengar pendapat Komite Energi dan Perdagangan DPR mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna di Capitol Hill, Washington, 11 April 2018. REUTERS
Terlepas dari penurunan pengguna di Eropa, basis DAU di seluruh dunia melihat kenaikan lambat dan tumbuh menjadi 1,5 miliar (naik dari 1,47 miliar pada kuartal kedua).
Baca: Facebook Minta Maaf, Kepercayaan Pengguna Luntur
Facebook juga telah meningkatkan jumlah stafnya lebih dari 33.000 orang pada 30 September, kenaikan 45 persen dari tahun lalu. Moderator tambahan dan staf lainnya dipekerjakan sebagai tanggapan terhadap kritik publik atas kebijakan konten Facebook dan mengendalikan konten mengganggu dan berbahaya, termasuk menyensor halaman hoax atau berita bohong.
Awal bulan ini, Facebook melaporkan tentang peretasan data setidaknya 30 juta pengguna antara Juli 2017 dan September 2018.
CEO Facebook Mark Zuckerberg tiba untuk bersaksi di depan sidang bersama Komite Perdagangan dan Energi dari Dewan Perwakilan Rakyat AS, di Capitol Hill di Washington, 10 April 2018. Mark Zuckerberg menyatakan penyesalannya karena mengizinkan aplikasi pihak ketiga untuk mengambil data dari para pengguna Facebook tanpa izin mereka. (AP Photo/Carolyn Kaster)
Pada Maret, Facebook juga dilaporkan terkait skandal pelanggaran data besar-besaran, ketika data pribadi hingga 87 juta pengguna, sebagian besar di Amerika Serikat, dibagikan tanpa izin mereka dengan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica. Facebook mengakui bahwa hingga 2,7 juta pengguna telah membocorkan informasi pribadi mereka.
Baca: Begini Cambridge Analytica Manfaatkan Data Facebook
Cambridge Analytica mengumpulkan data dari jutaan akun pengguna Facebook dan media sosial lain, untuk mengembangkan mekanisme yang akan memprediksi perilaku pemilih dan mempengaruhi pendapat mereka.