TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, mengkonfirmasi telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, untuk membicarakan kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun. Mattis meminta kepada al-Jubeir agar investigasi kasus ini dilakukan transparan.
“Kami telah mendiskusikannya (Khashoggi). Kami membicarakan perlunya transparansi, investigasi yang penuh dan menyeluruh. Tertuang dalam kesepakatan dengan Menteri al-Jubeir bahwa kami perlu tahu apa yang terjadi dan pembicaraan kami tadi sangat kolaboratif,” kata Mattis, disela-sela konferensi di Bahrain.
Baca: 3 Negara Sanksi Arab Saudi karena Kematian Jamal Khashoggi
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pihaknya sangat ingin mengetahui kasus ini sampai ke akarnya. Arab Saudi adalah sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah yang sama-sama tak suka dengan Iran. Bukan hanya itu, Arab Saudi juga pembeli senjata Amerika Serikat terbesar.
Baca: Tunangan Jamal Khashoggi Tolak Undangan Trump ke Gedung Putih
“Turki sedang menyusun bukti-bukti dan memastikan evaluasi bakal lebih dari satu kali untuk membaca apa yang terjadi dalam kasus ini. Saya yakin, investigasi akan meliputi bukti-bukti yang sudah dikantongi Turki,” kata Mattis, menjawab pertanyaan dugaan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Menteri Luar Negeri al-Jubeir mengatakan hubungan bilateral Riyadh – Washington masih kuat meski derasnya pemberitaan atas pembunuhan Khashoggi. Khashoggi adalah wartawan asal Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat sejak 2017 dengan menggunakan Green Card.
Jaksa penuntut di Arab Saudi mengatakan pembunuhan Khashoggi sudah direncanakan. Pernyataan itu bertolak belakang dengan keterangan resmi dari Kerajaan Arab Saudi yang menyebut pembunuhan terjadi secara tak sengaja dalam sebuah perkelahian di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018.