TEMPO.CO, Istanbul - Jaksa Agung Arab Saudi, Saud al-Mojeb, tiba di Istanbul, Turki, pada Ahad, 28 Oktober 2018 untuk membahas perkembangan investigasi kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, 60 tahun.
Baca: Bos CIA Disebut Dengar Rekaman Audio Pembunuhan Jamal Khashoggi
Kepala Jaksa Penuntut Umum Istanbul, Irfan Fidan, bakal bertemu dengan Al Mojeb pada Senin, 29 Oktober 2018 waktu setempat untuk mendiskusikan temuan terbaru dari kasus pembunuhan yang menggemparkan dunia ini.
“Menurut sumber di kantor jaksa Istanbul, Fidan akan meminta Al Mojeb untuk menggelar pencarian kedua di rumah dinas konsul jenderal Arab Saudi,” begitu dilansir sumber di kantor jaksa kepada Aljazeera secara anonim pada Ahad, 28 Oktober 2018 waktu setempat.
Baca: Hatice Cengiz: Jamal Khashoggi Khawatir saat Datangi Konjen Saudi
Tim investigasi Turki, yang bekerja bersama tim investigasi Arab Saudi dalam grup kerja sama, bakal mempresentasikan temuan mereka kepada Al Mojeb dalam 150 dokumen. “Dokumen itu juga berisi hasil wawancara dengan 45 pegawai konsulat,” begitu dilansir Aljazeera.
Tim investigasi akan menyebut 3 dari 4 nama utama tersangka utama dari pembunuh Khashoggi, yang juga pemegang status sebagai penduduk Amerika Serikat ini.
Baca:
Arab Saudi Dikecam Larang Bepergian Keluarga Jamal Khashoggi
Ketiga orang itu adalah Maher Abdulaziz Mutreb, Konsul Jenderal Arab Saudi, Mohammed Al-Otaibi, dan dokter forensik Saleh Al-Tubaiqi.
Seorang tersangka utama lainnya adalah seorang kolaborator lokal, yang menurut Riyadh, ditugaskan untuk menghilangkan jasad Khashoggi dan menghilangkan bukti adanya korban pembunuhan.
Saud al-Mojeb membuat pernyataan mengejutkan di stasiun televisi di Arab Saudi pada pekan lalu dengan mengatakan pembunuhan Jamal Khashoggi merupakan pembunuhan terencana.
Baca: Erdogan: Pembunuh Jamal Khashoggi Harus Diadili di Turki
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi lewat kementerian Luar Negeri, mengatakan Khashoggi terbunuh dalam perkelahian dengan 15 orang Saudi, yang menunggunya di konsul dan akan menjemputnya pulang ke Saudi.
Penjelasan Saudi soal adanya perkelahian ini mendapat tanggapan luas dari berbagai pemimpin negara seperti Kanselir Angela Merkel, PM Theresa May, Presiden AS, Donald Trump dan penasehat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yaitu Yasin Aktay.
Erdogan juga mendesak agar Saudi segera mengekstradisi 18 orang tersangka yang telah ditangkap termasuk dalang yang memerintahkan pembunuhan ini.
Saudi dikabarkan telah memberhentikan Deputi Kepala Intelijen Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, yang diduga terlibat dalam mengirim tim pembunuh Jamal Khashoggi itu ke Istanbul menggunakan dua pesawat sewaan Gulfstream dan mendarat di Bandara Ataturk di Istanbul pada 2 Oktober 2018.