TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Brussels di Belgia terpaksa membatalkan 184 penerbangan pada Jumat, 26 Oktober 2018, karena aksi mogok kerja. Para petugas pengelola bagasi di bawah operator bernama Aviapartner, melakukan aksi mogok kerja karena kondisi pekerjaan.
Rencananya, aksi mogok ini akan selesai pada Sabtu, 27 Oktober 2018 pukul 6 sore. Para pekerja yang melakukan aksi mogok memprotes Aviapartner yang kekurangan karyawan. Walhasil, karyawan yang ada terus-menerus mendapat tekanan kerja.
Dikutip dari Reuters, Sabtu, 27 Oktober 2018, aksi mogok sudah dimulai sejak Kamis sore, 25 Oktober 2018. Aksi mogok kerja hari pertama ini, berbuntut pada 50 pembatalan penerbangan.
"Para penumpang sangat marah dan mereka berhak untuk marah. Namun mereka seharusnya marah pada orang yang tepat, yakni ke pihak manajemen bukan ke karyawan," kata Sandra Langenus, perwakilan serikat pekerja FGTB yang mewakili pekerja Aviapartner, seperti dikutip dari politico.eu.
Baca: Pilot Garuda Ancam Mogok, Perbaikan Kinerja Bakal Makin Sulit
Bandara Brussels membatalkan 184 penerbangan setelah petugas pengatur bagasi melakukan aksi mogok kerja. Sumber: REUTERS/Yves Herman
Baca: Pekerja Katering Bandara Soetta Mogok Kerja
Akibat pembatalan 184 penerbangan, Bandara Brussels dipenuhi sekitar 300 calon penumpang yang terpaksa bermalam disana. Seorang petugas bandara mengatakan pada Jumat, 26 Oktober 2018, total ada 116 keberangkatan dan 68 kedatangan yang dibatalkan. Sebanyak 40 penerbangan dialihkan ke bandara lain.
Bandara Brussels per hari menangani sekitar 800 penerbangan. Aksi mogok kerja para petugas pengelola bagasi ini telah berdampak pada 29 maskapai, diantaranya Ryanair dan KLM. Untungnya, Brussels Airlines tidak terkena dampak pemogokan ini karena menggunakan operator pengelola bagasi yang berbeda, yakni Swissport.
Diantara maskapai yang menggunakan jasa Aviapartner dalam pengelolaan bagasi adalah Ryanair, easyJet, British Airways dan Turkish Airlines. Bandara Brussels menyarankan kepada para penumpang yang penerbangannya dibatalkan karena aksi mogok kerja ini, agar pulang ke rumah.