TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Inggris mengumumkan perempuan kini diperbolehkan memasuki seluruh unit tempur di militer Inggris.
Dilansir dari Sputniknews, 26 Oktober 2018, Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson membuat deklarasi historis pada pekan ini. Williamson juga mengatakan bahwa perempuan yang sudah berada di jajaran militer Inggris dapat mengajukan permohonan untuk unit pertempuran garis depan, termasuk ke dalam pasukan elit Special Air Service (SAS) dan Marinir Kerajaan Inggris.
Baca: Perseteruan di Arktik, Inggris Perkuat Militer Hadapi Rusia
"Perempuan telah memimpin jalan dengan pengabdian teladan dalam angkatan bersenjata selama lebih dari 100 tahun, bekerja dalam berbagai peran spesialis dan vital," kata Williamson.
Tentara perempuan Inggris di Pangkalan Udara Kandahar di Afganistan.[The Independent]
"Saya senang bahwa mulai hari ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, angkatan bersenjata kita akan ditentukan oleh kemampuan sendiri dan bukan gender. Membuka semua peran tempur untuk perempuan tidak hanya akan membuat angkatan bersenjata menjadi lembaga yang lebih modern tetapi akan memastikan kita merekrut orang yang tepat untuk peran yang tepat," tambahnya.
Inggris menyatakan tidak mengharapkan komposisi gender militer untuk berubah banyak dalam waktu dekat.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa sementara militer tidak selalu mengharapkan sejumlah besar perempuan untuk mengajukan peran pertempuran jarak dekat, perubahan tersebut bertujuan untuk menciptakan peluang bagi individu dari semua latar belakang dan memanfaatkan bakat mereka.
Baca: Banyak yang Gagal, Angkatan Darat Inggris Kendorkan Tes Masuk
Perempuan telah melayani di militer Inggris dalam sejumlah besar peran selama beberapa tahun, namun sampai sekarang mereka tidak diizinkan untuk melayani dalam pertempuran jarak dekat.
Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mencabut larangan tersebut pada 2016 dan mengatakan bahwa kebijakan baru akan secara bertahap dilakukan.
Militer Inggris telah mengalami pemotongan besar-besaran dalam pendanaan dan menyusutkan jumlah personel dalam berbagai peran tempur selama beberapa tahun terakhir, termasuk tentara infantri garis depan.
Prajurit Laura Docherty, Korps Medis Angkatan Darat Kerajaan Inggris, dalam patroli dengan Resimen Kerajaan Irlandia. [National Army Museum]
Mantan Jenderal Angkatan Darat Inggris mengatakan kepada The Independent bahwa para pemimpin militer telah bekerja untuk memperluas peluang bagi tentara perempuan selama beberapa tahun.
"Sudah lama niat untuk melakukan ini tetapi pertanyaannya adalah bagaimana cara terbaik untuk menerapkannya. Saya berharap ini memiliki dampak positif pada perekrutan," kata Sir Peter Wall.
Baca: Ribuan Tentara Inggris Divaksin Antraks Hadapi Serangan Kimia
"Ini adalah hal yang positif dan bertanggung jawab untuk dilakukan dan ini memberikan peluang nyata bagi perempuan muda, tetapi itu tidak selalu mudah. Mungkin butuh beberapa waktu."
Jenderal, yang menjabat sebagai Kepala Staf Umum hingga 2014, mengakui bahwa beberapa pasukan merasa penilaian mereka akan terpengaruh oleh kehadiran rekan perempuan dalam pertempuran.
"Kami harus merenungkan reaksi masyarakat atas kemungkinan jika kami mulai mendapati korban perempuan yang signifikan atau tentara perempuan diculik dan dilecehkan misalnya," tambah eks jenderal tersebut.
Laporan Kantor Audit Nasional (NAO) pada April 2018, mencatat bahwa jumlah total personel militer penuh waktu kurang lebih 8.200 orang dari tingkat standar yang dibutuhkan.
Baca: Vladimir Putin Mau Rekrut Intelijen Inggris Jadi Agen Ganda Rusia
Laporan itu memberikan gambaran penyusutan terbesar dalam satu dekade di jumlah pasukan bersenjata Inggris, termasuk di antara personel penuh waktu di militer.
Sebagai akibatnya, beberapa orang mungkin akan melihat langkah terbaru Inggris untuk mempercepat akses perempuan ke dalam pasukan, sebagai upaya kilat untuk menebus kekurangan personel militer Inggris.