Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Dibunuh, Intelijen Turki Tahu Jamal Khashoggi Diincar

image-gnews
Pejabat forensik Turki tiba di kediaman Konsul Jenderal Arab Saudi, Mohammad al-Otaibi, di Istanbul, Turki, Rabu, 17 Oktober 2018. Jurnalis Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis <i>Washington Post</i>, dinyatakan hilang pada 2 Oktober 2018 setelah memasuki kantor Konjen Arab Saudi di Istanbul.  REUTERS/Murad Sezer
Pejabat forensik Turki tiba di kediaman Konsul Jenderal Arab Saudi, Mohammad al-Otaibi, di Istanbul, Turki, Rabu, 17 Oktober 2018. Jurnalis Jamal Khashoggi, yang merupakan kolumnis Washington Post, dinyatakan hilang pada 2 Oktober 2018 setelah memasuki kantor Konjen Arab Saudi di Istanbul. REUTERS/Murad Sezer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Intelijen Turki dilaporkan mengetahui bahwa Arab Saudi tengah mengincar Jamal Khashoggi, beberapa pekan sebelum dia terbunuh.

Dilansir dari Mirror.co.uk, 26 Oktober 2018, Kepala intelijen Turki meluncurkan operasi pengawasan besar-besaran untuk melacak tim pembunuh yang dikirim oleh Arab Saudi.

Konsulat Saudi di Istanbul disadap, dan mata-mata Turki mendengar ketika Khashoggi dibunuh dan dimutilasi, kata sumber kepada Daily Mirror.

Baca: Erdogan Tuntut Arab Saudi Jawab 5 Pertanyaan Soal Jamal Khassoggi

Tetapi sumber tersebut mengatakan Turki percaya bahwa intelijen Arab Saudi hanya berencana untuk menculik Khashoggi, namun tidak tahu akan mengeksekusinya di konsulat.

Ahli forensik dari kepolisian Turki tiba di Konsulat Jenderal Arab Saudi untuk melakukan olah TKP di Istanbul, Turki, 17 Oktober 2018. Rekaman tersebut menunjukkan Jamal Khashoggi ditangkap lalu diinterogasi sejumlah petugas Arab Saudi. REUTERS/Huseyin Aldemir

Dinas intelijen menganalisa bahwa Jamal Khashoggi diduga menjadi sasaran di bawah perintah Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, sebagai pembalasan karena kritikan terhadap pemerintahannya.

"Turki meluncurkan operasi pengawasan berskala besar. Banyak di komunitas intelijen percaya konsul itu disadap, dan tim Saudi ini diikuti," kata sumber keamanan senior Turki.

Baca: Uni Eropa Serukan Investigasi Internasional Kasus Jamal Khashoggi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kebenaran yang tidak menyenangkan mungkin muncul suatu hari ketika tim intelijen mendengarkan langsung ketika Khashoggi dibunuh, tetapi (Turki) tidak berdaya untuk melakukan apa-apa," lanjut sumber keamanan tersebut. Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang hanya akan memiliki sedikit waktu untuk merespon.

15 anggota tim pembunuh jurnalis kawakan Arab Saudi, Jamal Khashoggi.[DAILY SABAH]

Mirror.co.uk baru-baru ini mengungkapkan bahwa badan-badan intelijen Barat tahu rencana Saudi untuk menculik para pengkritik, seperti halnya yang dilakukan intelijen AS, Israel dan Rusia.

"Turki mengharapkan upaya interogasi, yang dapat mereka selesaikan, menyelamatkan Khashoggi. Sebaliknya, mereka menyaksikan pembunuhan oleh Saudim," kata sumber tersebut.

Turki mengklaim telah merekam bukti pembunuhan itu. Berkat operasi intelijen utamanya, diperkirakan Turki memiliki informasi lebih lanjut tentang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Baca: Bos CIA Disebut Dengar Rekaman Audio Pembunuhan Jamal Khashoggi

Khashoggi dibunuh di konsulat pada 2 Oktober, setelah ia memasuki gedung konsulat untuk mengurus dokumen perceraian.

Namun tubuh Jamal Khashoggi, yang diyakini dimutilasi, masih belum ditemukan. Namun sejumlah laporan menyebut tim Turki telah menemukan bagian tubuh Jamal Khashoggi di taman kediaman konsulat jenderal, tidak jauh dari gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, meskipun laporan ini belum diverifikasi atau dikonfirmasi secara resmi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

1 hari lalu

Umat Islam melakukan umrah di Masjidil Haram pada malam Ramadan ke-29 di kota suci Mekah, Arab Saudi, 7 April 2024. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS/File Photo
Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

Warga Iran berangkat untuk menunaikan ibadah umrah pertama kali dalam sembilan tahun setelah hubungan antara Iran dan Arab Saudi membaik.


Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

1 hari lalu

Visa Haji. Foto : Kemenag RI
Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

4 hari lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


Daftar Negara Arab yang Prihatin atas Serangan Iran ke Israel

5 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Daftar Negara Arab yang Prihatin atas Serangan Iran ke Israel

Sejumlah negara arab menunjukkan keprihatinan pada Israel saat rudal-rudal Iran menyerang negara tersebut.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

6 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

6 hari lalu

Ilustrasi haji atau umrah. REUTERS
Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

Meski sama-sama berlaku tiga bulan, ada perbedaan aturan visa umrah yang lama dengan yang baru.


Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

6 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

7 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

7 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

8 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.