Latihan perang Trident Juncture digelar hanya beberapa minggu setelah Rusia menggelar Vostok, latihan militer terbesarnya sejak era Soviet.
Vostok-18 dianggap sebagai pesan kepada Amerika Serikat, ketika beberapa ribu pasukan Cina bergabung dengan hampir tiga ratus ribu personel Rusia.
"Bagi Rusia, itu sebagian besar tentang memberi sinyal kepada AS bahwa ketegangan berlarut-larut mendorong Kremlin lebih dekat ke orbit saingan geopolitik lainnya," kata Alexander Gabuev, seorang ahli Rusia di Carnegie Moscow Center, dikutip dari cfr.org.
Parade militer saat latihan perang vostok 2018 [Alexei Nikolsky / Sputnik]
NATO melakukan puluhan latihan dengan berbagai skala sepanjang tahun, sebagian di layar komputer dengan simulasi, sebagian digelar langsung di lapangan. Trident Juncture, yang akan dipimpin oleh Angkatan Laut AS, dilakukan hanya beberapa bulan setelah Angkatan Darat AS memimpin pasukan NATO dalam latihan besar di Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia.
Baca: 3 Latihan Perang Terbesar Sepanjang Tahun 2018
Dengan Trident Juncture, tujuan utama NATO adalah untuk menunjukkan kredibilitas penangkal militer dan kesatuan keanggotaannya, meskipun ada pertikaian baru antara negara-negara atas anggaran, perdagangan, imigrasi, dan isu-isu lainnya. Secara khusus, NATO ingin menilai beberapa tolok ukur kinerja yang krusial.
Latihan perang Trident Juncture akan menjadi tes tentang seberapa baik Norwegia bekerja sama dengan pasukan sekutu NATO, dan akan menjadi peluang utama untuk mengevaluasi konsep "pertahanan total", yang bertujuan untuk mengoordinasikan sumber daya sipil dan militer.