NATO menyatakan simulasi tempur ini untuk antisipasi musuh fiktif, tetapi pengaturan dan skala titik latihan jelas dalam satu arah.
Dilansir dari Council on Foreign Relation, cfr.org, ketegangan antara NATO dan Rusia, yang berbagi perbatasan Arktik dengan Norwegia, semakin memanas.
Dalam lima tahun terakhir, Rusia telah mencaplok Crimea, menggoyahkan wilayah timur Ukraina, memberikan bantuan militer kepada rezim di Suriah, diduga ikut campur dalam pemilihan Barat, dan disebut Trump melanggar perjanjian keamanan multilateral senjata nuklir INF.
Baca: Rusia Gelar Latihan Perang Terbesar, 300 Ribu Prajurit Dikerahkan
"Latihan ini merupakan bagian dari upaya NATO yang sedang berlangsung sejak invasi Rusia pada 2014 terhadap Ukraina untuk meyakinkan negara-negara anggota yang berbatasan dengan Rusia bahwa Aliansi akan mempertahankan mereka terhadap agresi Rusia," kata James M. Goldgeier, seorang ahli keamanan Eurasia.
Tank AS, Jerman, Spanyol dan Polandia bersiap dengan tank mereka untuk latihan Iron Tomahawk di Adazi, Latvia, 23 Oktover 2018.[REUTERS/Ints Kalnins]
Meskipun upaya Presiden Donald J. Trump untuk menjaga hubungan hangat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, pemerintahannya telah memproyeksikan Rusia, bersama dengan Cina, sebagai blok kekuatan militer masa depan, yang bertentangan dengan nilai-nilai dan minat AS.
Pada Mei, Angkatan Laut AS membentuk kembali Armada Kedua untuk mengawasi operasi di Atlantik Utara.
"Kami kembali di era persaingan kekuatan besar," kata Laksamana John Richardson, kepala operasi Angkatan Laut AS.
Para pemimpin Norwegia telah mengatakan bahwa potensi perang dengan Rusia rendah, tetapi mereka mengungkapkan kekhawatiran terhadap latihan perang Rusia baru-baru ini yang tampaknya sebagai simulasi serangan di Norwegia.
Musim panas yang lalu, Norwegia dikecam Rusia karena menyetujui untuk menggandakan hingga tujuh ratus kontingen Marinir AS di Norwegia untuk latihan.
3. Digelar Setelah Latihan Perang Rusia