TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Gedung Putih meminta rencana Presiden Donald Trump membentuk angkatan luar angkasa Amerika Serikat agar direalisasikan pada 2020.
Dewan Antariksa Nasional, panel penasihat Gedung Putih, dilaporkan Reuters, 24 Oktober 2018, merekomendasikan peninjauan masalah hukum yang ada untuk operasi militer luar angkasa.
Baca: Korps Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat, Seperti Apa?
Dewan antariksa juga menyarankan agar pemerintah mengajukan undang-undang kepada Kongres agar membuat dan mendanai cabang militer antariksa terpisah untuk mengawasi kegiatan komersial.
Rekomendasi dewan itu dibuat pada pertemuan hari Selasa 23 Oktober di National Defense University di Washington.
Roket NASA Parker Solar Probe Delta IV-Heavy saat diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, 12 Agustus 2018. Roket luar angkasa ini akan menjalani misi pertama NASA untuk menyentuh matahari. NASA/Bill Ingalls/Handout via REUTERS
Dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan Gedung Putih akan memasukkan dana untuk Korps Komando Angkasa dalam proposal anggaran tahun depan, dengan tujuan mendapatkan persetujuan dari Kongres sehingga dapat diberlakukan pada 2020.
Pence mengatakan Dewan Ruang Angkasa Nasional dan Dewan Keamanan Nasional akan meninjau otoritas operasional ruang angkasa untuk memastikan peralatan militer AS memiliki kebebasan dan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk menghalangi dan mengalahkan setiap ancaman terhadap keamanan AS.
Baca: Wapres Amerika Umumkan Pembentukan Angkatan Luar Angkasa
"Kurangnya kepemimpinan dan akuntabilitas yang terpusat mengancam kemampuan AS untuk meningkatkan keamanan nasional kita di luar angkasa. Waktunya telah berhenti mempelajari masalah dan mulai memperbaikinya," kata Pence.
Pemerintahan Donald Trump pada Agustus mengumumkan rencana ambisius untuk membentuk Angkatan Luar Angkasa baru sebagai cabang keenam militer AS pada 2020. Realisasi ini diperkirakan oleh Departemen Pertahanan akan menelan biaya US$ 13 miliar atau Rp 197 triliun dalam lima tahun pertama. Proposal ini pertama harus disetujui oleh Kongres.
Ilustrasi stasiun luar angkasa Cina [China Manned Space Agency via www.sciencealert.com]
Namun proposal ini dikritik beberapa anggota parlemen Demokrat, yang mengatakan pembentukan Angkatan Luar Angkasa adalah upaya birokrasi yang tidak perlu dan mahal yang hanya akan menggeser pekerjaan yang sudah dilakukan dengan baik oleh lembaga lain seperti Angkatan Udara.
RUU yang diusulkan juga akan menciptakan Biro Perdagangan Luar Angkasa di bawah Departemen Perdagangan AS untuk bekerja sama dengan perwakilan industri dan organisasi, menurut salinan yang diberikan kepada Reuters. Biro ini juga membutuhkan US$ 10 juta atau Rp 151,8 miliar per tahun selama lima tahun mulai 2020 untuk mendanai lembaga perdagangan.
Baca: Angkatan Luar Angkasa AS Bakal Dilengkapi Senjata Laser Super?
Pence mengatakan pada forum Washington Post sebelumnya bahwa Cina dan Rusia telah membentuk militer luar angkasa serupa.
"Inilah yang sudah dilakukan oleh para pesaing kami. Dan presiden bertekad untuk memastikan bahwa Amerika memimpin di luar angkasa, dan tentunya dalam sektor militer," kata Pence.