TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas California, Riverside, Amerika Serikat, menemukan orang berbadan tinggi lebih berisiko terkena kanker.
Riset menemukan, setiap kenaikan tinggi badan per 10 cm, maka orang tersebut memiliki kenaikan 10 persen potensi terserang kanker.
Riset menyimpulkan orang tinggi memiliki lebih banyak sel di tubuh mereka. Inilah yang membuat orang-orang berbadan tinggi lebih berisiko terkena kanker.
Baca: 697 Varian Gen Pengaruhi Tinggi Badan Manusia
Para peneliti menyebut hormon yang menstimulasi pertumbuhan badan atau yang disebut IGF-1 memiliki efek samping pemicu kanker. Pasalnya, IGF-1 menyebabkan pembelahan sel ketika sel itu sedang tumbuh. Kondisi ini juga meningkatkan kemungkinan sel-sel tersebut berubah menjadi tumor.
Dikutip dari dailymail.co.uk pada Rabu, 24 Oktober 2018, hasil perhitungan para ilmuwan menemukan laki-laki dengan rata-rata tinggi badan 175 cm dan perempuan dengan tinggi sekitar 162 cm, memiliki 23 persen risiko terserang penyakit kanker.
Baca: Anak Kurang Tidur, Tinggi Badan Tak Optimal
Perempuan dalam hal ini, lebih berpotensi terkena kanker kulit, thyroid, lymphoma, mulut rahim, payudara, usus besar dan kanker indung telur. Sedangkan laki-laki lebih berpotensi terkena kanker thyroid, kulit, lymphoma, ginjal, usus besar, saluran empedu dan sistem saraf pusat.
Namun orang tinggi tidak membuat mereka berisiko terkena kanker esofagus, perut, mulut atau leher rahim pada wanita. Leonard Nunney, Profesor yang ikut melakukan penelitian ini mengatakan ada kemungkinan level IGF-1 pada orang dewasa memiliki efek langsung pada risiko kanker melalui naiknya jumlah pembelahan sel.
Riset ini juga meneliti perempuan dengan tinggi badan sekitar 118 cm dan laki-laki dengan tinggi 124 cm. Mereka menemukan individu dengan tinggi badan seperti itu juga berisiko terkena kanker, namun 50 persen lebih rendah dibanding orang dengan tinggi badan di atas itu.
Para peneliti yang menganalisa data dari Korea, Norwegia, Swedia dan Australia, mengatakan ada sejumlah kanker yang rupanya tidak terpengaruh dengan tinggi badan seseorang, yakni kanker paru-paru dan serviks. Kanker paru-paru lebih dipicu oleh naiknya kebiasaan merokok, sedangkan kanker serviks disebabkan sel bakteri helicobacter pylori.